JAKARTA – Kesiapan Pertamina untuk mengoperasikan blok-blok Migas di lepas pantai tak perlu diragukanTermasuk di Blok Mahakam
BACA JUGA: IHSG Tak Seburuk 2008
Bila perusahaan nasional ini pada 2017 dipercaya menjadi operator oleh pemerintah, Pertamina tak hanya akan mampu meningkatkan produksi, tetapi juga bisa memberikan nilai tambah berupa pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang cukup signifikan bagi negara.“Pertamina tak perlu diragukan lagi, kemampuannya dalam mengelola blok-blok Migas di offshore. Perusahaan ini telah berpengalaman mengelola ONWJ (Offshore Nort West Java-red) dan sekarang juga mengelola WMO (WEST Madura Offshore),” tegas Erwin Ramedan, Dosen Presiden University di Jakarta, Senin (8/8)
Pernyataan Erwin tersebut tentu tidaklah terlalu berlebihan, karena setiap blok migas yang diambil alih oleh Pertamina produksinya selalu meningkat
BACA JUGA: Aksi Korporasi di Pasar Modal Belum Terpengaruh
Ambilah contohdi ONWJ sebelum diambil alih Pertamina pada 2007 produksinya sekitar 21.000 barel per hari (BOPD).Kini produksi puncak pada 2011 telah mencapai 35.000 BOPD
BACA JUGA: Cari Mitra, Bakrieland Jual Lahan
Pertamina memiliki sumber daya manusia yang cukup.Kini Pertamina memiliki tenaga-tenaga profesional di bidang offshore dengan pengalaman 20 tahun sebanyak 850 orangMereka tersebar di ONWJ 500 orang dan WMO 350 orang.
Mereka ini bisa dimobilisasi untuk menggarapBlok Mahakam, bila Pertamina kel;ak dipercaya sebagai operator di Mahakam.
Bagi perusahaan nasional, mengoperasikan Mahakam itu tidak terlalu bermasalahApalagi tingkat kedalaman Blok Mahakam itu sama dengan tingkat kedalaman dengan ONWJ, dimana kedua blok itu berada di lepas pantai dangkal dengan kedalaman sekitar 50 meter.
“Karena itu Pertamina siap sekali untuk mengambil alih Mahakam,” tegas Slamet Riyadi, Senior Vice President Upstream
Development PertaminaBerdasarkan realitas semacam itu, BP Migas mendukung PT Pertamina untuk membeli 51 persen saham Blok Mahakam yang saat ini dikuasai oleh PT Total P&E Indonesie (Perancis) dan Inpex Corp (Jepang dengan kepemilikan masing-masing 50 persen
“Jika memang Pertamina merasa sudah mampu , ya tidak masalahYang penting harus memperhatikan tiga faktor, yaitu mampu secara finansial, teknologi dan faktor resiko,” kata kepala Divisi Humas Sekuriti dan Formalitas BP Migas , Gde Pradnyana
Blok Mahakam yang dikelola Total EP Indonesie (Perancis) akan berakhir kontrak pada 31 Maret 2017Kontrak Kerjasa Sama Blok Mahakam ditandatangani pertama kali 31 Maret 1967, untuk jangka waktu 30 tahun dan telah berakhir pada 31 Maret 1997
Kemudian KKS diperpanjang lagi selama 20 tahun sampai 31 Maret 2017Blok ini memiliki cadangan gas sekitar 14 triliun cubic feets (tcf), lebih besar dari cadangan gas Tangguh yang hanya berpotensi sekitar 8 tcf.
Produksi gas mencapai 2,6 bcf per tahun dengan pangsa pasar terbesar ke Jepang. Sejak 1967 s/d 2009 menurut BP Migas total produksi gas 13,7 tcf dan 1.065,5 juta barel dan telah menghasilkan penerimaan kotor USD 99 miliar.
Dari penerimaan kotor tersebut, Total dan Inpex sebagaimana data BP Migas telah menginvestasikan sebesar USD 21 miliar.Dari fakta tersebut sejumlah analis menyebut, sejak tahun 1990, operator di Blok Mahakam sudah menikmati untung puluhan miliarSehingga wajar kalau negara pada 2017 mengambil alih Blok Mahakam untuk kemudian diserahkan kepada perusahaan nasional yang merepresentasikan negara.
Pertamina sendiri sebelum kontrak Blok Mahakam 2017 berakhir sejak kini sudah berminat untuk masuk ke blok tersebut dengan kepemilikan 15% melalui pendekatan business to business. Permintaan Pertamina itu telah beberapa kali diajukan kepada Dirjen Migas, dan terakhir pengajuan itu dilakukan pada bulan Juni 2011.Pemerintah seharusnya tidak boleh tinggal diam, dengan rencana Pertamina untuk masuk ke Blok Mahakam.
“Pemerintah memegang peranan kunci untuk membujuk Total E&P Indonesia (Total) untuk membolehkan Pertamina masuk ke Blok Mahakam pada tahun ini dengan kepemilikan 15 persen melalui mekanisme business to business,“ jelas Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara
Pemerintah bisa memberikan beberapa opsiMisalnya, Total masih bisa diberikan kepemilikan saham pada 2017, setelah berakhirnya kontrak, tetapi mulai sekarang harus mau berbagi saham dengan Pertamina sebedar 15 persen. Namun jika tak mau berbagai saham mulai sekarang, pemerintah bisa memutus kontrak Blok Mahakam pada 2017. “Opsi itu tak ada yang dilanggar, karena kalau kontrak itu habis, Blok Mahakam itu memang harus kembali ke negara,” jelas Marwan(max)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Siapkan Obligasi USD 2 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi