jpnn.com - SURABAYA – Angka kredit macet atau non-performing loan (NPL) perbankan di Jawa Timur mengalami peningkatan. Terutama di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta korporasi.
Pada Juni lalu, NPL perbankan tercatat 2,32 persen atau meningkat dari posisi NPL hingga akhir Desember 2015 sebesar 1,82 persen. NPL tertinggi terjadi pada kredit modal kerja 2,78 persen.
BACA JUGA: Astra Daihatsu Motor Gunakan 300 Robot untuk Garap Mobil
NPL kredit investasi dan konsumsi masing-masing sebesar 2,45 persen dan 1,25 persen. ’’Di segmen korporasi, kerentanan muncul dari (penurunan, Red) permintaan eksternal dan domestik,’’ kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Benny Siswanto kemarin (24/8).
Kredit macet di segmen UMKM disebabkan suku bunga kredit pada tahun lalu cukup tinggi. Dengan tren suku bunga murah yang berlaku saat ini, Benny yakin NPL pada akhir tahun dapat ditekan.
BACA JUGA: Tingkatkan Surplus Perdagangan, Perkuat Pasar Domestik
Selain kualitas kredit, pertumbuhan kredit perbankan melambat. Pada Desember tahun lalu, penyaluran kredit tumbuh 9,01 persen (year on year). Pada Juni lalu, pertumbuhannya merosot menjadi 8,06 persen.
Meski demikian, Benny menilai potensi penguatan sektor korporasi pada semester kedua sangat besar. Terbukti, utang luar negeri gencar masuk ke korporasi-korporasi di Jatim. ’’Tandanya, ada kepercayaan dari pihak luar terhadap korporasi kita. Nggak gampang menarik trust dari luar untuk pembiayaan di sini,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Omni Channel Diyakini jadi Masa Depan Perbankan
Selain itu, pencairan utang berdenominasi valas yang biaya bunganya lebih besar mencerminkan bahwa masih ada optimisme perusahaan-perusahaan besar. Jadi, kemampuan membayar angsuran (repayment capacity) dari korporasi diyakini makin meningkat.
Salah satu bank yang menyumbang kenaikan NPL adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Secara nasional, NPL Bank Danamon naik dari 3,1 persen pada Juni 2015 menjadi 3,3 persen pada Juni tahun ini.
Regional Corporate Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk Wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Nusra) Eddie Harijanto Bintoro mengungkapkan bahwa penyumbang NPL terbesar berasal dari sektor perdagangan.
Gubernur Jatim Soekarwo menuturkan, kualitas dan pertumbuhan penyaluran kredit memerlukan dukungan pemerintah. Karena industri perbankan sedang lesu, pemerintah perlu memperkuat skema public private partnerships (PPP) sebagai skema alternatif sumber pembiayaan infrastruktur di Jatim.
Contohnya, pembiayaan sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan yang bekerja sama dengan Pemkab Pasuruan.
Pakde Karwo –sapaannya– juga menyarankan agar bank merestrukturisasi pembiayaan dengan pola loan agreement. ’’Contohnya, Pemprov Jatim dan Bank Jatim meminimalkan pajak UMKM untuk meningkatkan daya saing UMKM,’’ terangnya. (rin/c14/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lampaui Ikan, Udang Jadi Komoditas Tumbuh Tercepat
Redaktur : Tim Redaksi