jpnn.com, SURABAYA - Pertumbuhan industri mamin (makanan dan minuman) kemasan di wilayah Jawa Timur tahun ini menggembirakan. Permintaan ekspor terus berdatangan. Bahkan meningkat.
PT Siantar Top Tbk menargetkan komposisi ekspor bisa mencapai 20 persen tahun ini. Karena itu, perusahaan bakal menyasar pasar ekspor anyar.
BACA JUGA: SPP Gratis untuk Seluruh Siswa SMA / SMK Negeri di Jatim
’’Selain menjajaki Asia yang jumlah penduduknya besar, kami mau approaching Afrika dan negara-negara Timur Tengah,’’ kata Direktur Utama Siantar Top Agus Suhartanto, (28/6).
Tahun lalu ekspor produk mamin kemasan tumbuh 20 persen. Karena itulah, Siantar Top agresif membuka pasar baru di mancanegara. ’’Selama ini komposisi pasar ekspor kami belum banyak. Masih 10 persen,’’ ujar Agus.
BACA JUGA: DKPP Tangani Tiga Kasus dari Jatim
Namun, belakangan penjualan beberapa produk Siantar Top melejit. Misalnya, snack noodles merek Mie Gemez yang digemari di Korea Selatan (Korsel), Jepang, Tiongkok, dan Taiwan.
BACA JUGA: Industri Turunan CPO Seksi, Kemudahan Investasi Jadi Kunci
BACA JUGA: Bawaslu Temukan 10 Ribu Kasus di Jatim
Dengan permintaan yang makin meningkat tersebut, Siantar Top yakin target ekspor akan tercapai pada akhir tahun. Begitu pun kinerja penjualan di dalam negeri yang target pertumbuhannya mencapai 20–25 persen.
Tahun lalu Siantar Top mencatatkan penjualan Rp 2,825 miliar atau tumbuh 0,05 persen jika dibandingkan pada 2017. Hingga kuartal pertama ini, penjualan perseroan sudah mencapai 19 persen dari proyeksi target.
Direktur PT Siantar Top Tbk Armin menuturkan, demi mengoptimalkan kinerja, tahun ini perseroan juga menyiapkan belanja modal Rp 422 miliar. Modal itu bakal digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terutama produk crackers.
Alokasi belanja modal tersebut meningkat 6,19 persen bila dibandingkan dengan belanja modal Rp 417 miliar pada 2018.
Di tempat terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyatakan bahwa ekspor produk mamin kemasan memang menggairahkan.
Sebab, ada sejumlah pasar baru yang potensial. Salah satunya adalah Afrika. ’’Tahun ini ekspor mamin olahan diproyeksikan bisa menembus USD 8 miliar dengan target pertumbuhan industri 9 persen,’’ ungkapnya. (car/c14/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPDB 2019: Kadisdik Jatim Akui Ditegur Keras Kemendikbud
Redaktur : Tim Redaksi