jpnn.com, MANADO - Mesin partai politik (parpol) di Provinsi Sulawesi Utara (SUlut) mulai panas menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020. Sebanyak tujuh kabupaten/kota dan provinsi menggelar Pilkada tahun depan. Khusus untuk Pemilihan wali kota (pilwako) Manado, diprediksi bakal sengit.
Semua parpol besar ingin rebut Manado. Apalagi petahana GS Vicky Lumentut tak lagi maju karena sudah dua periode. PDI Perjuangan misalnya. Partai berlambang banteng moncong putih ini bertekad ‘mengawinkan’ kemenangan setelah di pemilihan legislatif berhasil mendapat 10 kursi.
BACA JUGA: PDIP Dorong Kebijakan Publik Lewat Riset
Terbanyak di DPRD Manado. Menempatkan partai yang dipimpin Olly Dondokambey itu sebagai ketua DPRD. “Yang jelas kami akan rebut Kota Manado,” tegas Olly, pekan lalu.
BACA JUGA: Kabar Gembira Bagi PNS Usai Lebaran
BACA JUGA: Keputusan Petinggi Golkar Mendapat Perlawanan
Apalagi lanjutnya, di Manado mereka bisa mengusung calon tanpa koalisi. “Kalau ada parpol lain ingin ikut dengan kami, silakan,” tandas Olly.
Mengenai kandidat yang akan diusung di Manado, PDI Perjuangan masih bungkam. Hanya, sejumlah nama bermunculan. Andrei Angouw, Richard Sualang, Royke Roring, James Sumendap, dan beberapa nama figur populer lain.
BACA JUGA: Pimpinan DPRD Jatim Tergantung Jakarta
Langkah PDI Perjuangan siap diadang Golkar. Walaupun harus koalisi di Manado, Golkar punya calon yang figurnya mumpuni untuk bertarung untuk merebut kursi wali kota. Dialah Jimmy Rimba Rogi. Politikus senior Golkar yang akrab disapa Imba ini, punya daya tarik sendiri di mata warga Manado.
BACA JUGA: Berita Duka: Ibu Diana Meninggal Dunia
Sementara itu, Partai Golkar tampaknya mantap mencalonkan Imba, untuk bertarung di Pilwako Manado 2020 nanti. Hal itu ditegaskan Ketua DPD I Partai Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu (CEP) saat menggelar rapat yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama Partai Golkar Sulut, Sabtu (1/6) lalu.
"Pak Imba sudah teruji karena pernah memimpin Manado dan saya sangat senang beliau saat ini siap bertarung. Pak Imba jadi calon kami untuk wali kota Manado dan beliau sangat siap. Jadi mari kita dukung bersama,” ujar CEP.
Restu CEP untuk Imba makin mantap dalam pertemuan rapat Partai Golkar Sulut. CEP mengatakan rapat kali ini membahas strategi dan langkah-langkah yang akan diambil Partai Golkar Sulut ke depan.
“Kita bahas setiap langkah-langkah ke depan yang tentu tujuannya membuat Golkar makin besar di Sulut," tukasnya seperti dilansir Manado Post (Jawa Pos Group).
Munculnya nama Imba di bursa pilwako Manado, kembali mendongkrak nama Golkar. Hal ini disampaikan pengamat politik Sulut Dr Johny Lengkong. “Tentu figur akan mempengaruhi partai yang mendukungnya,” kata Lengkong.
Jika Imba diusung, maka lanjut Lengkong, akan terjadi pertarungan sengit di Manado. “Apalagi sejumlah partai besar ingin menang di Manado. Ini akan jadi pertarungan yang seru disimak. Selain tentu pilgub,” kata akademisi Fispol Unsrat ini.
Akademisi Sulut Dr Valentino Lumowa menyebut, walau tahapan calon untuk pilwako Manado belum dimulai, gemanya sudah mulai berdentang kencang. Topik ini mencuri ruang dalam diskusi publik. Bursa kandidat untuk dicalonkan mulai diisi oleh publik dan media yang 'curious'.
"Mulai dari kepala daerah, legislator, petahana (wawali), mantan calon walikota, politikus, akademisi, sampai pengusaha/entrepreneur, mulai dikedepankan," sebutnya.
Adapun alam konteks tahap uji popularitas, hal ini selumrah matahari terbit di ufuk timur. Semua nama yang mulai muncul mempunyai oportunitas yang sama terbukanya. Namun, salah satu pelajaran politik yang ditawarkan oleh pileg yang lalu adalah peran signifikan partai politik.
"Memang, pilwako bukanlah pileg. Namun, hal ini tidak dapat mengingkari peran putaran simetris gerigi roda partai sebagai instrumen pendulang suara. Jelaslah, Manado sebagai rujukan pembangunan dan dinamika politik provinsi akan diperebutkan oleh partai besar, antara lain PDIP, Golkar, dan Nasdem," jelas Lumowa.
Untuk itu, tahap uji popularitas ini akan dipergunakan secara strategis oleh partai-partai ini. Demi survei tingkat persetujuan publik terhadap kandidat calon. Tahap ini pun digunakan oleh kandidat untuk memupuk tingkat popularitasnya. Meski begitu, menurutnya catatan lain yang patut diperhitungkan adalah kehadiran sosok Jimmy Rimba Rogi.
"Akar rumput loyal yang tidak sempat mengaktualisasikan pilihannya di pilwako lalu, tentu secara gampang menunjukkan dukungannya. Namun, beliau juga memerlukan dukungan sistem, struktur, dan putaran gerigi roda partai. Dukungan ini mungkin diberikan oleh partai pendukungnya di pilwako lalu," tutur Lumowa.
Menurutnya, Imba pun perlu partner yang dapat membantu akumulasi suara dan membantu rancang bangun strategis dan administratif kota Manado.
Semua elemen kondisional di atas tentunya berlaku untuk semua kandidat calon baik dari kepala daerah, legislator, akademisi, maupun pengusaha. Tahap ini secara setara terbuka bagi mereka semua dan nama lain yang diseruakkan di ruang publik oleh media mainstream dan media sosial.
"Yang penting adalah Manado harus menjadi kota yang leading di bidang pertumbuhan ekonomi dan PDRB, tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penganggur, pengentasan kemiskinan, IPM, rasio gini, pelayanan publik, pengelolaan keuangan, dan transparansi/akuntabilitas. Jangan malah menjadi bandul pemberat tingkat capaian provinsi. Tugas untuk merekonstruksi Manado berat. Biar yang pantas, inovatif, dan berintegritas saja!," tukasnya.(JPG/gel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Golkar Badung Dicopot, Pengurus Desa dan Kecamatan Rapat Mendadak
Redaktur & Reporter : Friederich