Petani Gandeng Siswa SD Uber Tikus

Kamis, 30 September 2010 – 09:27 WIB

JATILAWANG - KompakItulah kata yang tepat untuk kerjasama petani Desa Bantar, Banyumas, dengan para siswa SDN Karangwangkal dan SD N 2 Bantar

BACA JUGA: Rudy Arifin: Proyek Sesuai Aturan

Mereka rame-rame memburu tikus, yang selama ini melalap tanaman di arela persawahan di desa itu, kemarin
Tak sia-sia, setelah berburu di lahan persawahan 168 hektar, ribuan tikus berhasil dibunuh dan dikumpulkan oeh petani Bantar dan para bocah SD itu.

Menurut Kepala Desa Bantar, Kecamatan Jatilawang, Susirah, kegiatan gropyokan tikus ini memang secara rutin dilakukan secara gotong royon petani setempat.  "Tahun ini memang hama tikus lebih banyak dari tahun sebelumnya

BACA JUGA: Inilah Kronologis Bentrok Tarakan!

Ini mungkin tak lepas dari adanya perubahan iklim yang memungkinkan para petani tetap bisa membuka lahan dan menanam padi
Akibatnya tidak ada jeda atau keterputusan makanan bagi hama tikus,” ungkap Susirah yang turut terjun ke sawah melakukan gropyokan tikus Rabu (29/9) kemarin.

Sementara, Kasi Pembangunan Desa Bantar, Saptono mengungkapkan, gropyokan tikus Rabu kemarin baru diikuti dua kelompok tani di Desa Bantar yaitu Kelompok Tani Tirtasari dan Kelompok Tani Tawakal

BACA JUGA: Tak Berpakaian Dinas Dilarang Bawa Senjata

Jumlah anggota dua kelompok tani tersebut berjumlah sekitar 256 petani yang menggarap 118 hektar sawahPadahal di Desa Bantar sendiri ada emat kelompok tani yang menggarap lahan pertanian.

Rencananya, sambung Saptono, hari ini gropyokan tikus dilanjutkan, bahkan akan diikuti sejumlah kelompok tani lainnyaPasalnya, kalau tidak digropyok memang tikus semakin merajalela"Kita tidak berani untuk menebar benih kalau belum digropyok kaya beginiKarena kalau tidak digropyok lahan benih bisa habis, apalagi sekarang ini sedang tidak ada makananKitapun bersykur ternyata dari pihak sekolah mau melibatkan siswanya dalam kegiatan ini" ujar Saptono

Terkait dengan pelibatan siswa, Taryono selaku Kepala SD N Karangwangkal, Desa Bantar, kegiatan gropyokan ini dimaksudkan untuk membantu para petani yang tak lain adalah para orang tua siswaSelain itu sebagaimana diungkapkan oleh petugas penyuluh lapangan yang datang, upaya gropyokan tikus ini juga mengenalkan kepada siswa tentang bahaya hama tikus yang merugikan petani.

"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk edukasi secara dini dan juga memperlihatkan kegotong royongan petani yang ada di desa iniApalagi sebagian besar orang tua siswa yang ada adalah petaniMereka harus diajari untuk bisa membantuSekaligus mengerti tentang bahaya tikus bagi para petani" kata Taryono

Usai kegiatan gropyokan tikus, para petani dan para siswa mengumpulkan berbagai peralatan gropyok mulai dari cangkul, kayu pemukul dan bilah-bilah kayuSelain itu tikus-tikus yang berhasil dibunuhpun dikumpulkan untuk selanjutnya dikuburkanPara petani dan siswapun akhrnya beristirahat bersama sambil mengikuti acara slametan untuk para petani yang akan memulai musim tanam baruUsai tiga tumpeng dipotong, dan didoakan oleh tetua setempat para petani berbaur dengan siswapun menikmati makanan slametan musim tanam yang ada(san/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tambah, Lucuti Senjata!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler