JATILAWANG - KompakItulah kata yang tepat untuk kerjasama petani Desa Bantar, Banyumas, dengan para siswa SDN Karangwangkal dan SD N 2 Bantar
BACA JUGA: Rudy Arifin: Proyek Sesuai Aturan
Mereka rame-rame memburu tikus, yang selama ini melalap tanaman di arela persawahan di desa itu, kemarinMenurut Kepala Desa Bantar, Kecamatan Jatilawang, Susirah, kegiatan gropyokan tikus ini memang secara rutin dilakukan secara gotong royon petani setempat. "Tahun ini memang hama tikus lebih banyak dari tahun sebelumnya
BACA JUGA: Inilah Kronologis Bentrok Tarakan!
Ini mungkin tak lepas dari adanya perubahan iklim yang memungkinkan para petani tetap bisa membuka lahan dan menanam padiSementara, Kasi Pembangunan Desa Bantar, Saptono mengungkapkan, gropyokan tikus Rabu kemarin baru diikuti dua kelompok tani di Desa Bantar yaitu Kelompok Tani Tirtasari dan Kelompok Tani Tawakal
BACA JUGA: Tak Berpakaian Dinas Dilarang Bawa Senjata
Jumlah anggota dua kelompok tani tersebut berjumlah sekitar 256 petani yang menggarap 118 hektar sawahPadahal di Desa Bantar sendiri ada emat kelompok tani yang menggarap lahan pertanian.Rencananya, sambung Saptono, hari ini gropyokan tikus dilanjutkan, bahkan akan diikuti sejumlah kelompok tani lainnyaPasalnya, kalau tidak digropyok memang tikus semakin merajalela"Kita tidak berani untuk menebar benih kalau belum digropyok kaya beginiKarena kalau tidak digropyok lahan benih bisa habis, apalagi sekarang ini sedang tidak ada makananKitapun bersykur ternyata dari pihak sekolah mau melibatkan siswanya dalam kegiatan ini" ujar Saptono
Terkait dengan pelibatan siswa, Taryono selaku Kepala SD N Karangwangkal, Desa Bantar, kegiatan gropyokan ini dimaksudkan untuk membantu para petani yang tak lain adalah para orang tua siswaSelain itu sebagaimana diungkapkan oleh petugas penyuluh lapangan yang datang, upaya gropyokan tikus ini juga mengenalkan kepada siswa tentang bahaya hama tikus yang merugikan petani.
"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk edukasi secara dini dan juga memperlihatkan kegotong royongan petani yang ada di desa iniApalagi sebagian besar orang tua siswa yang ada adalah petaniMereka harus diajari untuk bisa membantuSekaligus mengerti tentang bahaya tikus bagi para petani" kata Taryono
Usai kegiatan gropyokan tikus, para petani dan para siswa mengumpulkan berbagai peralatan gropyok mulai dari cangkul, kayu pemukul dan bilah-bilah kayuSelain itu tikus-tikus yang berhasil dibunuhpun dikumpulkan untuk selanjutnya dikuburkanPara petani dan siswapun akhrnya beristirahat bersama sambil mengikuti acara slametan untuk para petani yang akan memulai musim tanam baruUsai tiga tumpeng dipotong, dan didoakan oleh tetua setempat para petani berbaur dengan siswapun menikmati makanan slametan musim tanam yang ada(san/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tambah, Lucuti Senjata!
Redaktur : Tim Redaksi