Petani Mengeluh, SBY Balik Curhat

Rabu, 22 Juni 2011 – 14:19 WIB

JAKARTA — Saat dialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui video teleconference, Rabu (22/6), seorang petani holtikultura dari Lembang Jawa Barat bernama Ishak mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai tidak mendukung petani cabe.

Melalui teleconference dalam rangka pembukaan Pekan Nasional Petani dan Nelayan 2011 di Sulawesi Selatan ini, Ishak mengatakan bahwa saat harga cabe naik, pemerintah buru-buru melakukan penekanan harga‘’Inilah yang buat kami bingung Pak Presiden

BACA JUGA: Agung Dorong Pengkajian Moratorium TKI ke Arab Saudi

Satu sisi katanya ingin petani sejahtera, tapi sesekali harga naik, pemerintah langsung menekan harga dan tidak memberi kami kesempatan,’’ kata Ishak.

Menanggapi kritikan dari Ishak, SBY menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa menentukan harga sesuai keinginan satu pihak saja
Perekonomian diatur tidak hanya untuk kepentingan nasional namun juga mengikuti perkembangan pasar global

BACA JUGA: Mahfudz: Dana untuk Darsem Sudah Ditransfer

"Jika harga ditentukan, namanya itu ekonomi komando
Justru kalau ekonomi komando, negara kita bisa runtuh

BACA JUGA: Tak Mau Kecolongan, Keluarga Darsem Minta Bukti Transfer

Maka pemerintah wajib mengikuti harga pangan, agar harga tidak bergejolak,’’ kata SBY.

SBY pun lantas meluapkan curahan hati mengenai kondisi harga cabe yang bagai dua sisi mata uang iniPada satu sisi, kesejahteraan petani cabe menjadi prioritasNamun di sisi lain kepentingan masyarakat luas sebagai konsumen juga harus dijaga"Kalah ada gejolak cabe saya langsung kebanjiran sms, masuk koran, di demo, masuk TV, pemerintah dihakimiSaat lebaran harga naik, semua langsung ribut,’’ kata SBY.

Padahal menurutnya, kalaupun harga beberapa komoditi khusus ini naik pada waktu-waktu tertentu, tidaklah suatu persoalan.’’Sesekali saya katakan, itulah mungkin rezeki bagi kaum petani,’’ kata SBY.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gayus: Apa Dasar Pertimbangan Vonis Panda?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler