jpnn.com, BATAM - Peternak babi di kawasan hutan lindung Dam Duriangkang, Batam, Kepulauan Riau, berharap diberikan lokasi legal.
Karena beternak adalah satu-satunya mata pencaharian mereka.
BACA JUGA: Begini JAC Batam Kenalkan Pariwisata Kepri di Medan
"Minimal kami diberikan lokasi untuk menyambung hidup," kata Hombing, salah satu peternak di kawasan tersebut kepada Batam Pos, Rabu (12/4).
Dia sadar salah menempati lokasi tersebut. Namun karena tidak adanya lahan yang disediakan pemerintah, membuat para peternak mencari lokasi yang ilegal untuk membuka lahan peternakan.
BACA JUGA: 2000 Pencaker Rebutan 60 Posisi, Ya Begini Jadinya...
"Bukan niat kami juga tinggal di sini," sesalnya.
Timbul, peternak lain mengakui, pengosongan Dam oleh Direktorat Pengamanan BP Batam jelas tidak memikirkan dampak sosial masyarakat di sana dan akan menambah jumlah pengangguran.
BACA JUGA: Peternak Histeris Lihat Ratusan Babi Miliknya Ditombaki
Dia mengakui sudah menempati Dam Duriangkang sejak tahun 1993 lalu. Di lokasi ini ada 27 kepala keluarga yang mengantungkan hidup dengan beternak babi dan bercocok tanam.
"Mau kasih makan apa anak istri," keluhnya.
Suranto, mengakui peternak hanya dijadikan objek BP Batam saja. Ketika digusur dan hewan ternak mereka dihabisi, BP Batam lepas tangan dan tidak memberikan solusi sedikit pun.
"Dulu pohon yang kami tanam ditebang, dipaksa pindah dan sekarang ternak dihabisi. Kami juga manusia," ujar Suranto. (rng)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawarkan Rumah Murah Fiktif, Pria Ini Ditangkap Polisi
Redaktur & Reporter : Budi