Pilih Swasta Asal Di Kota

Minggu, 11 Juli 2010 – 11:03 WIB

JEMBER - Sudah diterima di sekolah negeri yang cukup favorit, malah ogah bersekolah di tempat tersebut dengan alasan tempatnya yang terlalu desaAkibatnya, sekolah swasta dengan kualitas bagus di wilayah perkotaan laris manis diserbu orang tua wali murid.

Joko, misalnya

BACA JUGA: Pembelian Seragam Tidak Wajib

Siswa lulusan SMPN 4 Semboro ini mengaku sudah diterima di SMAN 5 Jember, Kecamatan Patrang
Namun, dia tidak mau memenuhi panggilan dari sekolah tersebut

BACA JUGA: Gubernur Jabar Bantah ingin Hapus BOS

"Setiap hari saya sekolah di desa
Mulai dari SD hingga SMP, saya di Semboro terus

BACA JUGA: SMP Pinggiran Mulai Kekurangan Murid

Sekarang masih harus sekolah di pelosok lagi, kan bosan jadinya,"katanya.

Joko mengaku ingin masuk SMA perkotaan karena ingin merasakan hidup mandiri di kotaDengan berbekal keberanian, dia pun mantap ingin kos di kota dengan sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Jember"Biarpun swasta, tapi SMA Muhammadiyah juga tidak kalah bagus dengan SMA Negeri kok," tukasnya santai.

Menurut Hariyono, humas SMA Muhammadiyah 3 Jember, hingga pukul 15.00, calon siswa yang sudah mendaftarkan diri mencapai 390 siswaNamun, yang sudah resmi mendaftar ulang menjadi siswa baru, masih tercatat 220 siswa.

SMA Muhammadiyah 3 Jember, lanjut dia, akan menyediakan 8 hingga 9 kelas untuk siswa baruMasing-masing kelas akan diisi dengan 40 hingga 48 siswaUntuk siswa baru akan mulai masuk pada tanggal 15 JuliSementara itu, masa orientasi siswa akan dilakukan pada 16 Juli 2010"Kami tidak memberikan tenggat waktu untuk pendaftaran siswa baruYang penting anak-anak bisa memperoleh pendidikan dan sekolah yang bagusTetapi seharusnya, sebelum tanggal 14 harus sudah mendaftarkan diri," katanya.

Menurut pantauan tim RJ, siswa yang menyerbu SMA Muhammadiyah 3, kebanyakan langsung melakukan daftar ulang ditemani orang tuanya"Kalau menunggu hingga besok, takutnya kita tidak diterimaKan ini memakai interview jugaYa yang bisa diselesaikan hari ini  akan kami selesaikan," ujar Hanifa, salah seorang wali murid.

Tak cuma Joko yang ngebet sekolah di SMA perkotaanMeski sekolah tersebut swasta, Rani, salah seorang siswa lulusan SMPN 10 ini mengaku tidak ingin meninggalkan wilayah perkotaan.

Rani yang aslinya bertempat tinggal di Antirogo ini selepas SD memilih untuk tinggal bersama neneknya yang dekat dengan SMPN 10"Masak sekolahnya di kota mau sekolah di desa lagi," ujarnyaMenurut hasil tes, Rani diterima di SMAN 5 JemberNamun dia memilih mendaftar di SMA Kristen Santo Paulus Jember"Di sini banyak temannya jugaDekat dengan mallJadi pulang sekolah bisa langsung jalan-jalan," ujarnya.

Seperti juga pendaftaran SMP kemarin, kehebohan yang ditunjukkan orang tua wali murid cukup mencolokSelain menemani putra-putri mereka, mereka juga menjadi juru tulis formulir pendaftaran dan mengantre untuk melakukan daftar ulangSementara itu, sekolah swasta di daerah pinggiran, Yayasan Islam Bustanul Ulum (IBU) Jalan Himalaya 17 Desa/Kecamatan Pakusari yang sudah ramai sejak April lalu, mencatat sebanyak 600 calon siswa yang mendaftar.

Dari 600 pendaftar, pihak sekolah masih harus melakukan tes membaca Alquran yang tartil dan tajwidnya benar"Kami sudah menyeleksi 600 calon siswa tersebuthasilnya, 350 siswa yang berkompeten dapat diterima," jelas Hafidi, kepala yayasan IBU ini.

Hafidi mengatakan, meski sempat kesulitan memenuhi kebutuhan kelas, dia berinisiatif membangun dua lokal baru yang dindingnya terbuat dari bambu dan beratapkan daun tebu"Kami mengusahakan ini supaya anak-anak nanti bisa masuk pagiDan memang kelas ini khusus siswa baru," ujarnya.

Pendaftar tidak hanya dari Jember saja melainkan juga dari Tabanan Bali, Kalibaru, Muncar, serta Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi"Termasuk seluruh wilayah di Jember termasuk juga Silo, Pakusari, Patrang dan sekitarnya," jelasnyaSiswa yang memiliki rumah jauh dan tidak mampu, yayasan IBU menyediakan pondokSedangkan untuk siswa yang rumahnya jauh serta benar-benar tidak mampu, yayasan IBU juga memberikan fasilitas penjemputan bagi siswa-siswinya dengan menggunakan bus sekolah.

Sementara itu, Tatang Prianggono, Kasi SMP/SMA Dinas Pendidikan Jember mengatakan, kekurangan siswa di hari pertama pendaftaran dinilainya hal yang wajar"Seperti yang juga dikatakan Pak Akhmad Sudiyono (Kadispendik, Red), sekolah-sekolah yang mungkin kekurangan kelas akan segera terisi di hari kedua dan ketiga," jelasnyaMenurut dia, kekurangan siswa dalam SMP tidak akan ditemukan dalam tingkat SMA"Kami optimis seluruh SMA di Jember memenuhi pagunya," tandasnya(fit/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Miskin Lulus Seleksi, Wajib Diterima


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler