Pilpres Diprediksi Dua Putaran

Hasil Dua Lembaga Riset, SBY-Boediono Masih Teratas

Selasa, 07 Juli 2009 – 11:42 WIB
DEMOKRASI- Gerakan Masyarakat dan Pemuda (GEMPA) melakukan aksi di Bundaran HI Jakarta, Senin (06/7) yang menuntut pembubaran lembaga survey yang merusak demokrasi terkait dengan pilpres stu putaran yang dilontarkan salah satu lembaga survey. Mereka beranggapan ajakan tersebut hanya membodohi masyarakat dan menjurus pada bentuk kecurangan. Foto: MUHAMAD ALI/JAWAPOS
JAKARTA - Gerakan pemilu presiden satu putaran diprediksi tidak akan berhasilHasil survei lembaga Strategic Indonesia terhadap 18.439 responden di 15 provinsi menunjukkan bahwa pilpres hampir pasti berlangsung dalam dua putaran

BACA JUGA: Warga Bali Berpakaian Adat Saat Contreng

Strategic memprediksi SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto akan bertarung pada putaran kedua.
    
Head Officer Strategic Indonesia Audi Wusiang menuturkan, survei dengan metode tatap muka digelar 1?3 Juli 2009 di 15 provinsi
Berdasar hasil survei itu, SBY-Boediono menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara 46,86 persen dan Jusuf Kalla-Wiranto berada di posisi kedua dengan perolehan suara 32,46 persen.
    
Pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto berada di peringkat ketiga dengan perolehan suara 20,34 persen

BACA JUGA: Refly Harun Hanya Puas 75 Persen

Yang menarik, sepekan sebelum pemungutan suara, di antara warga yang disurvei, yang belum menentukan pilihan kurang dari satu persen.
    
Berdasar hasil pemetaan lembaga tersebut, pasangan capres-cawapres yang paling mencolok kenaikannya adalah Jusuf Kalla-Wiranto
Pasangan bernomor urut tiga itu unggul di Sulawesi dengan perolehan suara 71,60 persen, jauh di atas SBY-Boediono 21,73 persen dan Megawati-Prabowo 6,40 persen.
    
Di Jawa, pasangan SBY-Boediono masih memuncaki perolehan suara dengan 49,8 persen, disusul JK-Wiranto dengan 27,65 persen, dan Megawati-Prabowo dengan 22,19 persen

BACA JUGA: Survei SI: Elektabilitas SBY Merosot, JK Naik

Bila di survei sebelumnya jarak antara pasangan peraih suara terbanyak (pertama) dan pasangan peraih suara terbanyak (kedua) sangat jauh, maka sepekan menjelang pilpres, jaraknya sudah menyempit.
    
"Bahkan, tidak ada pasangan capres-cawapres yang unggul mutlak di 15 provinsiKarena itu, pilpres hampir pasti akan berlangsung dua putaran," tandasnya.
    
Secara terpisah, Institute for National Strategic Interest and Development (INSIDE) juga merilis hasil surveinyaSurvei yang pengumpulan datanya dilakukan 1?3 Juli itu memang bukan survei nasional, melainkan hanya mencakup 12 kota besar di Indonesia.
    
Kedua belas kota itu adalah Medan, Padang, Bandar Lampung, Jakarta Timur, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Kupang, Pontianak, Manado, dan MakassarJumlah responden yang disurvei 1.200 orang dengan margin of error (MoE) plus-minus 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
    
"Survei ini menemukan, tidak ada pasangan calon yang bisa menang satu putaran," kata Direktur Eksekutif INSIDE Muhammad Daniel Navis di Hotel Sahid, Jakarta, kemarinTurut hadir pula pakar komunikasi UI Effendi Gazali, kolumnis Mohammad Sobary, dan Komisaris Utama INSIDE Yudi Latief.
    
Pasangan SBY-Boediono, jelas Navis, mendapat 34 persenArtinya, belum mencapai perolehan minimal 50 persen plus satu untuk menang dalam satu putaran.
    
Yang unik, INSIDE merilis perolehan duet Mega-Prabowo dan JK-Wiranto dengan menggabungnya, yakni 29,4 persen"Konteks survei ini memang antara incumbent dan non-incumbent," katanyaDi luar itu, imbuh Navis, masih ada 36,6 persen respoden yang tidak menjawab dan menjawab rahasia.
    
Dari survei tersebut juga ditemukan, 78,8 persen responden memastikan diri bakal datang memilih ke TPSSisanya belum pasti"Animo pemilih sebenarnya cukup tinggi," ujar Navis.
    
Yudi Latief menegaskan, potensi pilpres berlangsung sampai dua putaran memang sangat tinggiMenurut dia, 36,6 persen respoden yang tidak menjawab dan menjawab rahasia punya dua kemungkinanPertama, memang belum punya pilihan.
    
"Kedua, mereka agak sungkan mengakui akan memilih di luar pasangan incumbent," kata Yudi yang juga direktur eksekutif Reform Institute itu(noe/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Aktifis 98, SBY Bapak Demokrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler