JAKARTA -- PT Pertamina Gas (Pertagas) akan membangun pipa distribusi gas Semarang-Gresik sepanjang 256 kilometerPipa itu bakal menyalurkan gas dari terminal terapung (floating storage receiving terminal/FSRT) untuk industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur
BACA JUGA: PLN Respon Rembuk Kelistrikan
"Pipa itu dibangun paralel dengan FSRT
BACA JUGA: Dana Rp1 M Per Desa Bebani APBN
Tapi, nanti pipa itu connect dengan FSRT," ujar Direktur Utama Pertagas Suharyanto di sela acara IndoPipe 2010 kemarinBACA JUGA: LKPP Minta Jatah Remunerasi 2011
Dia menyatakan belum mengetahui nilai investasi untuk membangun pipa ituSebab, rencana tersebut masih dipelajariDia perlu mengkaji berapa kebutuhan dan suplai gas ke wilayah Jawa"Melalui kajian tersebut, akan diketahui berapa sesungguhnya kebutuhan gas dan kemampuan bayar konsumen di sana," kata dia
Selain itu, perseroan harus memastikan kapan dan berapa produksi gas dari Blok Cepu agar dapat memasok FSRT tersebutNamun, jika tidak bisa dipasok dari Blok Cepu, gas yang disuplai ke terminal gas terapung itu diperkirakan berbentuk LNG (liquefied natural gas)"Gas bisa didatangkan dari Cepu, bisa juga LNG (dari kilang Bontang, Red)Kalau nanti LNG, harga gasnya tinggi," terang dia
Karena itu, dia harus memperhitungkan kesanggupan pembeliBerdasar hasil survei beberapa industri di Surabaya, dia mengatakan sudah ada yang menyatakan sanggup membeli LNG"Kami sudah bertemu dengan Maspion dan perusahaan metalMereka berdua sanggup beli LNG," tegasnya
Biasanya, LNG dijual dengan harga di kisaran USD 8-14 per MMSCFDHarga tersebut memang lebih murah daripada BBM yang sekitar USD 16Menurut dia, pipa 256 kilometer tersebut memang akan digunakan untuk menyalurkan gas dari terminal terapung ke konsumen gas industri"Antara lain, PLN dan pabrik pupuk," lanjutnya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh menyatakan, jaringan pipa gas diperlukan untuk mendukung ketahanan energi nasional"Caranya, meningkatkan pasokan energi dan memperluas jaringan distribusi, terutama gas alam," tegas diaMenurut Darwin, infrastruktur pipa akan memungkinkan akses gas alam yang lebih luas sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik, industri, dan rumah tangga
Sebagaimana diketahui, salah satu tantangan utama pembangunan gas untuk kebutuhan energi dalam negeri terkait dengan faktor geografis"Saat ini ada pemisahan geografis antara sumber daya dan pasar gas serta jangkauan infrastruktur gas yang terbatas," ungkapnya
Akibatnya, papar dia, kelebihan pasokan di pulau-pulau yang relatif kaya gas tidak dapat diangkut ke pasar domestik besarKarena itu, kolaborasi antara pemerintah dan swasta penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pipa"Pemerintah akan memfasilitasi investor untuk memperoleh pendapatan yang cukup, baik demi mengembalikan investasi dan biaya operasi maupun mendapatkan tingkat pengembalian yang wajar," ucapnya(wir/c11)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inalum Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
Redaktur : Tim Redaksi