Pistol Biptu HK Harus Diteliti

Kasus Tembakan Nyasar di Medan

Rabu, 17 Juni 2009 – 20:59 WIB

JAKARTA - Kasus tembakan nyasar yang dilakukan Briptu HK dengan korban Sertu Yudha di jalan Sampali, Medan, Sumut, Senin (15/6) malam, mendapat tanggapan dari anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Novel Ali.Dikatakan, kasus seperti di Medan itu sudah sering terjadiDitegaskan, pelakunya harus diberi sanksi yang tegas agar ada efek jera bagi para anggota kepolisian lainnya

BACA JUGA: JK Gagas BLT Bukan dari Utang

Hanya saja, dia tidak mau gegabah mengatakan Briptu HK harus dipecat.

Menurut Novel Ali, jenis sanksi yang bisa diberikan kepada pelaku sangat tergantung dari proses persidangan disiplin atau kode etik
Dalam kasus seperti itu, ada dua kemungkinan sumber penyebab terjadinya salah tembak

BACA JUGA: DPD Seleksi Calon Anggota BPK

Pertama, memang terjadi keteledoran yang dilakukan Briptu HK
"Ini masuk kategori human error

BACA JUGA: RUU Pelayanan Publik Disiplinkan Birokrasi

Kalau ini yang terjadi, layak diberi sanksi pemecatan," ujar Novel Ali kepada JPNN di Jakarta, Rabu (17/6).

Kedua, kesalahan bersumber dari pistol yang digunakan Briptu HKAda kalanya, karena teknologi pistol sudah tidak layak pakai, menyebabkan tingkat akurasinya menjadi lemah saat digunakan"Kalau yang terjadi adalah tecnology error, maka pelaku tidak bisa disalahkn sepenuhnya," ujarnyaDitegaskan, kalau yang terjadi adalah tecnology error, maka yang bertanggung jawab adalah institusi kepolisian.

Lebih lanjut dia mengatakan, di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, calon polisi saat menjalani latihan menembak, mayoritas menggunakan pistol yang teknologinya sudah usangPasalnya, semakin modern teknologinya, maka biaya perawatan dan penggunaannya makin mahalSementara, untuk pistol yang digunakan di lapangan saat berdinas, dalam kasus Indonesia, jenisnya macam-macam"Sebagian masih teknologi usangNah, ini yang saya khawatirkan menjadi penyebab kasus di Medan itu," ujarnya.

Mestinya, kata Novel, jenis dan teknologi pistol yang digunakan saat latihan sama dengan yang digunakan saat di lapanganIni penting agar pengguna mengenali dengan cermat tingkat akurasi senjata yang dibawa"Sehingga, ketika secara mendadak berhadapan dengan fakta di lapangan, penggunanya tidak gagap dan percaya diri," imbuhnya.

Dalam kasus salah tembak, sebenarnya tidak terkait langsung dengan lama atau tidaknya aparat kepolisian melakukan latihanPasalnya, latihan menggunakan senjata sudah dilakukan saat tahap pendidikan calon polisi dan dilanjutkan secara periodik saat berdinasNamun, dengan banyaknya kasus salah sasaran, aparat kepolisian memang harus lebih intens malakukan latihan penembakan"Kalau dalam kasus Medan korbannya anggota TNI, saya kira itu hanya kebetulanSaya yakin tidak ada anggota polisi yang sengaja melakukan seperti itu," katanya.

Seperti diberitakan, kasus menghebohkan ini terjadi tatkala Briptu HK beniat menembak penjambret, tapi peluru malah nyasar masuk ke telinga kiri dan nembus kepala belakang Sertu Yudha, anggota TNI yang bertugas di Kodam I/BBSertu Yudha langsung tersungkur ke tanahSementara, dua pelaku jambret berhasil ditangkap malam itu juga(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Motif Pemekaran Wilayah Kental Nuansa Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler