JAKARTA – Perubahan ideologi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka ternyata dianggap sebuah kemunduran bagi kader intiSehingga, banyak dari para pendirinya yang justru keluar dari partai tersebut
BACA JUGA: Demokrat Bukan Tempat Berlindung Kada Bermasalah
Salah satunya diungkapkan oleh mantan Dewan Syariah Wilayah PKS Sigit Pranowo“Bagi saya kemunduran PKS adalah dengan diumumkannya perubahan ideologi partai
BACA JUGA: Bawaslu Akan Tempel KPU Tapteng
PKS kini tidak menunjukkan jati dirinya sebagai partai Islam,” kata Sigit kepada INDOPOS (Group JPNN), Rabu (13/4).Sigit menyatakan seharusnya PKS tetap mempertahankan ideologinya
BACA JUGA: Jubir Kejaksaan Bikin Gerah Politisi Demokrat
Dulu, Rasul Muhammad dalam mengumumkan dakwahnya berani terbuka dan secara nyata tidak malu-malu untuk menyatakan kebenaran.“Kenapa PKS justru terkesan malu-maluIslam itu bukan sebuah kemuduran dalam sebuah demokrasiJustru Islam diajarkan bagaimana kita bisa merangkul semua golongan tanpa menghilangkan jati diri sebagai muslim,” ujarnya.
Dia pun menjelaskan bahwa PKS besar karena ideologinya sebagai partai IslamSehingga dia tidak yakin PKS menjadi partai yang besar di Pemilu 2014“PKS besar pada Pemilu 2004 dan 2009 itu karena ideologinya masih partai Islam dan partai dakwahKini, dirubahnya menjadi partai terbuka, saya tidak jamin akan kesuksesan itu,” ucapnya Sigit yang mengaku keluar dari PKS di awal 2009.
Mengenai langkah Yusuf Supendi, dia mengatakan urusan Yusuf Supendi itu urusan pribadi beliauYa saya tidak mau membuka aib orang lainYang terpenting, PKS harus bisa kembali pada awal PK (Partai Keadilan),” tukasnya.
Mengenai perisitiwa Arifinto dan Misbakhun, Sigit juga memberikan petuah agar seluruh elite PKS bisa selalu menjaga amanah sebagai partai yang bersihDan DPP PKS diharapkan bisa mencari kader-kader yang terbaik untuk duduk di parlemen, dan bukan asal comot di tengah jalan“Dengan jadi partai terbuka ini saya berharap PKS tidak asal comot calegDan mampu memberikan contoh yang baikBukan sebaliknya,” imbuhnya(dil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemimpin Tak Cukup Bermodal Baik dan Jujur
Redaktur : Tim Redaksi