jpnn.com, BATAM - Wali Kota Batam Muhammad Rudi meminta para sopir taksi konvensional dan online agar tak main hakim sendiri terkait permasalahan transportasi di Batam, Kepri.
Hal ini dia sampaikan karena belakangan ini rebutan penumpang kerap terjadi antara penyedia jasa transportasi online dengan konvensional.
BACA JUGA: Sopir Taksi Konvensional dan Online Bentrok, Kapolres: Bikin Onar Lagi Saya Tindak
"Ada petugas yang berwenang," tegas Rudi seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) kemarin.
Terkait kejadian di pusat perbelanjaan Nagoya Hill, beberapa hari lalu, Rudi mengatakan akan membawa persoalan tersebut untuk dibicarakan pada rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD).
BACA JUGA: 500 Lebih Siswa tak Tertampung, Pemerintah Wacanakan Bangun Sekolah Baru
"Kami akan bahas ini," ucapnya.
Dia berharap, hal ini tak terulang kembali karena dianggap mencederai sektor pariwisata Batam. Apalagi, kini pihaknya tengah semangat membangun pariwisata di Batam.
BACA JUGA: Hari Pertama Masuk Sekolah, SMPN 27 Digeruduk Ratusan Warga
"Semuanya tak boleh arogan, yang datang ke Batam harus dibuat aman," ujarnya.
Sejumlah masyarakat yang biasa menggunakan transportasi umum mengaku lebih suka menggunakan taksi daring (dalam jaringan) atau online karena menganggap lebih murah dan nyaman.
Belum lagi, dengan penggunaan aplikasi sangat mudah dan gampang.
"Tidak perlu telepon, sekali sentuhan aja. Kalau taksi konvensional kita perlu telepon, biayanya mahal. Atau harus ke pangkalan, jauh juga. Ini tinggal duduk manis di rumah, mereka (taksi online) datang," kata Tika Ulanda.
Sejak taksi online masuk Batam, dia lebih sering menggunakan jasa taksi tersebut. Baik untuk pergi kerja, pulang atau jalan-jalan ke mal.
"Murah banget. Bayangkan saya dari Bengkong ke daerah Sekupang, hanya dikenakan biaya Rp 52 ribu. Taksi konvensional rasanya lebih dari Rp 100 ribu," tuturnya.
Dia meminta pemerintah daerah bijak dalam mengambil keputusan. Pemerintah harus melihat betapa murah, nyaman, dan amannya transportasi daring tersebut.
"Teman-teman saya suka menggunakan taksi online ini," ucapnya.
Dengan seringnya intimidasi terhadap pengemudi taksi online, Tika mengaku takut bila suatu saat taksi yang ditumpangi dihentikan atau dicegat.
"Dengar berita banyak taksi online di-sweeping rasanya takut juga sih. Tapi mau gimana lagi, taksi online transportasi alternatif yang lebih murah dan nyaman saat ini," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Rian Sinaga. Dia mengatakan cukup sering menggunakan taksi daring ini. "Dari tempat ibadah Batamcenter ke Batuaji hanya Rp 53 ribu saja, ke Kepri Mall hanya Rp 20 ribuan. Murah banget kan," sebutnya.
Baik Tika maupun Rian, berharap keberadaan taksi online ini dipertahankan di Batam. Sebab, keberadaan taksi daring ini sangat membantu dirinya selama ini beraktivitas.
"Di ponsel ada berbagai macam aplikasi taksi online, harganya hampir sama sih semuanya," ujar Rian.(cr13/cr1/ska/leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Bandara Hang Nadim, BP Undang Sebelas Investor Ini
Redaktur & Reporter : Budi