jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan, gerakan-gerakan terorisme di dunia pada umumnya hanya digunakan sebagai alat. Sebab, tujuan utama kelompok teroris termasuk Islamic State Iraq and Syria (ISIS) adalah menguasai sumber-sumber energi.
"Hanya saja proses perekrutan anggotanya dari orang-orang yang pernah merasa terhina dengan agamanya, pernah frustasi dan sebagainya, tapi di belakangnya energi," kata Gatot dalam seminar nasional yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jakarta, Selasa (6/12).
BACA JUGA: Papua dan Papua Barat Dapat Keistimewaan Ini di 2017
Karena itu, kata Gatot, gerakan terorisme harus diantisipasi sedini mungkin. Apalagi ada kemungkinan Indonesia bakal menjadi basis baru gerakan terorisme internasional ketika Syria sudah tidak kondusif bagi perkembangan kelompok radikal.
“Apabila Syria sudah tidak aman, maka di Filipina Selatan. Tapi teroris tidak akan berkembang sampai ke Filipina semuanya, karena mayoritas (penduduk Filipina, red) beragama Katholik. Jadi itu tempat transit untuk ke Indonesia lewat Poso, lewat Tarakan," bebernya.
BACA JUGA: Cegah Karhutla Berulang, Pemerintah Revisi PP Perlindungan Gambut
Menurut Gatot, ada beberapa kemungkinan Indonesia bakal dijadikan basis gerakan terorisme internasional. Antara lain karena undang-undang yang ada saat ini masih memberi ruang bagi tumbuhnya terorisme.
"Jadi berbuat dulu, baru dilakukan penyidikan. Orang yang melakukan latihan teroris enggak bisa diapa-apakan. Jadi kalau undang-undang nanti tetap pidana teroris, maka bersiap-siaplah, kita (Indonesia,red) seperti Syria, Irak atau Libya," ulasnya.
BACA JUGA: Kadin Apresiasi Kemenhub Batasi Angkutan Barang
Selain itu Gatot juga mengungkapkan hal yang menjadikan Indonesia menjadi incaran teroris. Yakni faktor sumber daya alam, pangan, air dan sumber energi.
Kekayaan yang dimiliki Indonesia itu pun menarik minat pihak tak bertanggung jawab untuk berusaha menguasainya dengan jalan tidak benar.
"Dipastikan konflik itu yang tadinya di Arab Spring (revolusi di negara-negara Arab yang dimulai dari Tunisia, red) berlatar belakang energi, berubah di ekuator, yang dicari energi pangan, air dan ekonomi. Itu adanya di ekuator. Nah Indonesia paling kaya. Jadi undang-undang (anti-terorisme, red) harus dibuat sebagai kejahatan terhadap negara," pungkasnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Total Bisa Jutaan Orang Diangkat jadi CPNS
Redaktur : Tim Redaksi