jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyatakan, fatwa dari organisasi pimpinannya tentang larangan bagi umat Islam menggunakan atribut keagamaan non-muslim telah ditanggapi secara tidak proporsional. Menurutnya, fatwa MUI bernomor 56 Tahun 2016 yang ditujukan untuk menjawab kegelisahan umat Islam itu direspons di luar konteks.
"Kami jelaskan bahwa fatwa MUI ini karena situasi di masyarakat dan sudah lama, terkait penggunaan atribut dan simbol keagaman non-muslim dan syiar agama non-Islam," ujar Ma'ruf dalam konferensi pers yang digelar di kantor MUI, Selasa (20/11).
BACA JUGA: Lima Anggota Laskar Umat Islam Surakarta Ditetapkan sebagai Tersangka
Menurut Ma'ruf, selama ini ada sikap sebagian non-muslim yang mengharuskan pegawainya termasuk yang muslim untuk mengenakan atribut natal. Karena itu muncul pertanyaan dari masyarakat mengenai hukum menggunakan atribut non-muslim.
"Nah setelah komisi fatwa MUI melakukan kajian, keluar fatwa. Yaitu, menggunakan atribut non-muslim itu haram. Kemudian, mengajak penggunaan atribut non-muslim itu haram," ucap Ma'ruf.
BACA JUGA: Semua yang Masuk Gereja Bakal Didata
Selain mengeluarkan fatwa, kata Ma'ruf, MUI juga meminta pemerintah untuk melindungi agar umat Islam bisa menjalankan agamanya. "Kami juga memita pemerintah mengawasi dan menindak pihak-pihak yang membuat aturan, ajakan maupun tekanan kepada karyawannya, untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam, seperti menggunakan atribut itu," pungkas Ma'ruf.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Kapolres Penyebar Fatwa MUI Diberi Teguran Keras
BACA ARTIKEL LAINNYA... KY Diminta Awasi Sidang Mantan Dirut BUMN Geo Dipa
Redaktur : Tim Redaksi