JAKARTA - Untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) hingga 2018, PT PLN Persero membutuhkan setidaknya sekitar 26.000 tenaga kerja siap pakai
"Setiap tahun PLN membutuhkan sedikitnya 2.000 tenaga ahli, baik yang berasal dari jenjang pendidikan sarjana (S1), D3, D2, dan D1 (diploma, Red)," ujar Direktur Operasi Jawa Bali PLN, IGN Adnyana usai wisuda S1 dan D3 Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN dan penandatanganan kerjasama STT PLN dengan 18 mitra di kampus Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/4)
BACA JUGA: Pajak Progresif Bisa Diakali
Dia menambahkan, PLN punya komitmen yang kuat untuk mengembangkan konsep ABG (akademisi, bisnis dan government) untuk melahirkan tenaga-tenaga ahli berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri
Sejauh ini konsep link and match antara dunia pendidikan dan ketenagakerjaan dinilai belum optimal
BACA JUGA: UE Segera Sidangkan Usul Pemerintah Indonesia
Ini karena masih adanya gap antara dunia akademis, industri, dan pemerintah"Kami ingin memperkecil jarak antara kualitas lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan tenaga kerja dengan memperbanyak peluang untuk magang sesuai bidang pendidikan masing-masing siswa," kata Ketua STT PLN, Dr Ir Supriadi Legino.
Mantan direktur SDM dan Umum PLN itu mengaku, pihaknya yakin kerjasama dengan para mitra berupa kesempatan magang akan memberi pengalaman sangat berharga bagi lulusan STT PLN
BACA JUGA: Harga Minyak Naik, Indonesia Tetap Optimis
"Di masa depan, tantangan mereka menjadi lebih berat lagi, terutama saat pemerintah menerapkan undang undang yang mewajibkan tenaga kerja untuk memiliki sertifikat yang sesuai dengan bidang pekerjaannya,"ujarnya.Sedangkan ke-18 mitra yang berasal dari lingkungan PLN di antaranya Indonesia Power, Pembangkit Jawa Bali, ICON Plus, PLN Batam, PLN Engineering, PLN Jasa SertifikasiSelain itu, juga institusi pemerintah seperti BPPT, Badan Tenaga Atom Nasional, Himpunan Ahli Pembangkit dan Himpunan Ahli Distribusi, serta dari industri, yakni PT Aditec Cakrayasa dan PT Hexa Integra Electrica.
Di tempat yang sama, Kepala B2TKS Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr Ir Triwibowo menambahkan, komitmen BPPT ditunjukkan dengan menyediakan fasilitas laboratorium yang mempunyai presisi tinggi untuk kerja praktek secara cuma-cuma"Untuk menghasilkan tenaga ahli yang handal, perlu dukungan fasilitas yang canggih seperti yang dimiliki BPPT saat ini," katanya(aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuasai Bisnis TV, MNC Dinilai Langgar UU Penyiaran
Redaktur : Tim Redaksi