JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan menegaskan, PLN tetap pada keputusan semula untuk mengerjakan sendiri Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla (3x110 MW), Tapanuli, Sumatera Utara lantaran calon investor tidak kunjung merampungkan proses negoisasinya
"Sarulla tetap dikerjakan sendiri
BACA JUGA: TPPI Seharusnya Milik Pertamina
Saya tak melihat tanda-tanda bahwa investor Sarulla bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tahun ini," kata Dahlan di Jakarta, Selasa (16/8).PLTP Sarulla sebelumnya akan dikerjakan oleh konsorsium pimpinan PT Medco Geothermal Indonesia, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
Pasalnya, pembicaraan Sarulla tidak kunjung selesai, padahal power plan ini sangat ramah lingkungan dan sangat menjanjikan
BACA JUGA: Indosat Tekan Beban Usaha
"PLN sudah menyelesaikan seluruh proses negosiasi tapi calon investor tidak juga bisa menyelesaikan negosiasinya dengan pihak terkait lainnya," ujarnya.Dahlan mengatakan, perkembangan proyek itu sudah pada tahap persiapan barang-barang
BACA JUGA: Antisipasi Krisis Global, BI Borong SBN
Pihaknya juga menyesal kenapa tidak dari pertama dikerjakan sendiri, lantaran PLN sudah bekerja keras, dan tak melihat ada tanda-tanda penyelesaian."Pada Juli sudah diteken dan sudah dirampungkan, sehingga sangkaan saya cepat dikerjakan, sekarang saya menyesal mengapa dulu mengerahkan tenaga pikiran waktu begitu banyak kalau tahu ujung-ujungnya belum ada buktinya," kata Dahlan.
Dia menambahkan, kini Direktorat Perencanaan PLN pun telah menyiapkan perencanaan guna memulai proyek PLTP Sarulla tahun ini jugaDahlan mengaku, pengerjaan Sarulla tidak perlu spekulasi karena keberadaan uapnya dan volume uapnya sudah jelas.
Sarulan awalnya dikembangkan dengan modal Independent Power Producer (IPP)Pemegang WKP asalah Pertamina Geothermal Energy, dengan pengembang PGE/JOC Konsorsium MEDCOPLTP ini akan mensuplai listrik di Suamtera Utara, di mana daya mampu Pembangkit mencapai 1480 MW, dengan beban puncak 1.200 MW(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besarnya Cicilan Utang Harus Dipersoalkan
Redaktur : Tim Redaksi