Dijelaskan Adnyana, dengan rata-rata tingkat penglistrikan yang hanya 64 persen, produksi sektor listrik berkembang dengan sangat cepat di Indonesia
BACA JUGA: Pemerintah Finalkan soal Donggi-Senoro
Namun, disebabkan peningkatan permintaan domestik yang kira-kira 9 persen per tahun, serta karena kurangnya investasi akibat krisis di tahun 1997-1998, maka kualitas persediaan tenaga dapat dikatakan rendah, hingga pemadaman listrik masih saja terjadi pada beberapa daerah"Saat ini kan, untuk seluruh Indonesia masih susut (lose) 9,96 persen
BACA JUGA: Lelang Empat SUN, Target Rp 5 Triliun
Kalau di Jawa-Bali, tahun lalu sudah di bawah 9 persenBACA JUGA: Rasio Pajak PDB 2012 12%
Kalau susut 2 persen, misalnya revenue PLN Rp 100 triliun, berarti kita bisa hemat Rp 2 triliunItu per tahun," jelas Adnyana.Dikatakan Adnyana, dengan target PLN bisa mengurangi resiko lose, diharapkan mampu dilakukan efesiensi energi dan membuka kesempatan untuk penyambungan pelanggan baru PLN yang sekarang antriannya sudah sangat besarSementara dijelaskannya pula, untuk menghitung berapa pelanggan yang bisa dilayani dengan tambahan travo itu, maka harus dilakukan perhitungan berdasarkan daya pelanggan.
"Tergantung daya pelanggannya dan KVA trafonyaTapi untuk trafo 100 KVA, katakanlah itu 50-60 KW, maka jika rata-rata pelanggannya pakai 900 VA, maka untuk trafo 100 KVA itu bisa untuk 1.000 pelanggan baru," kata Adnyana.
Dengan adanya bantuan pinjaman dana dari pemerintah yang berasal dari ADB dan AFD sebesar USD 100 Juta, Adnyana mengatakan bahwa untuk penambahan travo nantinya PLN akan melakukan tender pembelian"Produsennya ada di IndonesiaKita pakai e-procurement nantiTrafonya ada 4.990 buah, dengan total 482 MVAKabelnya 600 kilometer sirkuitSaluran tegangan menengah 1.100 km sirkuitKemudian kabel low voltage-nya 1.500 kmNanti merata di seluruh Jawa-BaliTapi, kita akan lihat daerah-daerah yang kapasitasnya kurang," kata Adnyana lagi(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Minyak Lampaui Target
Redaktur : Tim Redaksi