JAKARTA- Kepolisian dinilai tertutup dalam melakukan penyidikan kasus Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M HamzahPenasihat KPK Abdullah Hehamahua bahkan menyebutnya kepolisian sedang main petak umpet layaknya anak-anak dengan menggunakan uang negara. Pasalnya, aroma conflict of interest di petinggi korps baju cokelat sangat menyengat
BACA JUGA: Jasin-Haryono Ancam Tak Penuhi Panggilan
Muncul kesan penetapan keduanya merupakan balas dendam, setelah Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji mengaku ponselnya disadap.Versi Abdullah, jika ada anggota polisi yang disadap, salurannya adalah dengan melapor ke Irwasum
BACA JUGA: Abdullah Siap Akurkan KPK dengan Kejaksaan dan Kepolisian
Bukannya justru melakukan kontra intelijen menggunakan uang rakyatBACA JUGA: Nanan: Debat KPK-Polisi di Pengadilan Saja
Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan tersangka penipuan Ari Muladi memberikan uang suap kepada pimpinan KPK atas perintah Ketua KPK nonaktif Antasari AzharBelakangan Antasari maupun Ari membantah keterangan KapolriSeperti diketahui Ari menerima Rp 5,15 miliar dari Anggodo Widjojo, adik Anggoro Widjojo, tersangka korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan yang kini tengah disidk KPKSelain agar kasusnya dihentikan, maksud lain dari Anggodo adalah agar cekal sang kakak dicabut lewat Chandra selaku pemohon ke Ditjen Imigrasi.
Pencekalan inilah yang diduga oleh kepolisian mengandung pidana suap dan penyalahgunaan wewenangTuduhan serupa juga dialami Bibit, yang memerintahkan mencabut cekal atas obligor BLBI III Djoko Tjondro, karena sempat diduga terlibat kasus suap jaksa Urip Tri Gunawan yang dilakukan pengusaha asal Lampung, Artalyta SuryaniCekal Djoko Tjondro dicabut karena dia terbukti tak terlibat.
Abdullah menduga Kapolri tengah dikerjai pendukung koruptor, atau ada skenario besar untuk mengadu kepolisian, kejaksaan, dengan KPK dari otak intelektual yang didukung koruptorJika hal ini benar, KPK akan lemah dan koruptor berpesta pora(pra/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis PRT, Yayasan Banjir Pesanan
Redaktur : Tim Redaksi