Politik 2 Kaki Ala Aldi Taher

Jumat, 26 Mei 2023 – 17:27 WIB
Aldi Taher. Foto: arsip JPNN.com/Firda Junita

jpnn.com - ADA selebritas bernama Aldi Taher. Entah apa prestasi keseniannya yang menonjol, yang jelas namanya cukup sering muncul di pemberitaan media mainstream maupun medsos seputar aktivitasnya yang menarik sensasi.

Dia menikah singkat dengan Dewi Perssik, biduanita yang memang beberapa kali kawin cerai. Kini Aldi membuat sensasi karena mendaftar sebagai calon anggota legislatif atau caleg dari dua partai berbeda untuk Pemilu 2024.

BACA JUGA: Jokowi, Memang Sakti atau Bebek Lumpuh?

Aldi sedang bermain politik dua kaki. Fenomena ini menjadi hal lumrah bagi seorang politikua.

Jangankan dua kaki, tiga kaki, empat kaki, maupun lima kaki pun bisa dimainkan oleh seorang politikus. Meskipun secara harfiah kaki manusia cuma dua, politikus bisa punya kaki lebih dari itu.

BACA JUGA: Kaesang dan Politik Dinasti Jokowi

Dalam dinamika pemilihan presiden yang sekarang tengah berada pada fase tegangan tinggi, fenomena politik dua kaki sedang banyak dipertontonkan oleh para elite. Master atau pendekar dua kaki atau bahkan multikaki ini salah satunya ialah Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Manuver politik Jokowi melompat-lompat ke sana kemari, bukan cuma dua kaki, tetapi bisa lebih banyak kaki. Pada satu waktu Jokowi meng-endorse seorang bakal capres, di lain kesempatan dia melakukan hal serupa kepada kandidat lain.

BACA JUGA: Cawe-Cawe di Pilpres

Permainan lompat katak ke sana kemari ini menjadi praktik umum dalam jagat politik Indonesia. Para pemimpin partai politik yang berada di bawah komando Jokowi juga harus ikut melompat-lompat mengikuti irama gendang tabuhan sang komandan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dikenal paling setia mengikuti tari lompat kaki ala Jokowi. Ketika Jokowi meng-endorse Ganjar Pranowo, Zulkifli Hasan pun cepat mengikutinya.

Ketika Jokowi meng-endorse Prabowo untuk memimpin koalisi besar, Zulhas -panggilan akrab Zulkifli Hasan- menjadi orang pertama yang mendatangi ketua umum Gerindra itu.

Secara terbuka PAN mengatakan akan berkonsultasi kepada Jokowi sebelum memutuskan pilihannya. Terlihat sekali bahwa Jokowi seolah sudah diangkat sebagai ketua majelis pertimbangan partai (MPP) informal oleh PAN.

Fenomena lompat kodok juga ditunjukkan oleh Sandiaga Uno. Dia pamit keluar dari Gerindra dan sudah menjalin hubungan mesra dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sandi terlihat begitu bernafsu ingin menjadi pendamping Ganjar Pranowo sebagai wakil presiden. Namun, Sandi sebagai jualan PPP ditolak PDIP yang mengusung Ganjar.

Sandi dianggap tidak layak jual. Sandi pun cepat mengantisipasi hal itu dengan melakukan lompat kodok pindah ke partai lain.

Dia mulai membuat pernyataan dengan memuji-muji Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nama Sandi kemudian dihubung-hubungkan dengan Anies Baswedan untuk mengulangi sukses kedua tokoh itu saat berpasangan pada Pilgub DKI 2017.

Fenomena ini menunjukkan bahwa partai-partai politik miskin kader -dan miskin anggaran- sehingga Sandi Uno seperti menjadi rebutan.

Kemiskinan kader ini juga terlihat pada proses pendaftaran calon anggota legislatif. Banyak kader-kader cabutan yang muncul menjadi calon legislatif di berbagai partai.

Saat ini partai politik apa pun berlomba merekrut selebritas untuk dijadikan sebagai calon anggota legislatif. Maka para selebritas seperti menjadi rebutan partai politik.

Banyak yang lompat dari satu partai ke partai lain. Aldi Taher menjadi contoh terbaru politik dua kaki.

Beberapa hari terakhir warganet dihebohkan oleh cuplikan video wawancara sebuah stasiun televisi dengan Aldi Taher. Dalam wawancara yang disiarkan secara langsung itu, Aldi Taher ditanya mengenai pencalonannya sebagai anggota legislatif dari dua partai berbeda.

Alih-alih menjawab dengan serius, Aldi Taher merespons salam dari pembawa berita dengan langsung menyanyikan sepotong lirik lagu Coldplay yang berjudul Yellow.

"As-salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan. Look at the stars look how they shine for you," begitulah jawaban Aldi Taher saat menyanyikan lirik lagu Yellow dari band yang sedang menjadi kontroversi setelah berencana menggelar konser di Indonesia itu.

Aldi diketahui sudah mendaftar melalui Partai Bulan Bintang (PPP), tetapi kemudian juga mendaftar melalui Partai Perindo milik taipan Harry Tanoesoedibjo.

Aldi Taher kemudian ditanya mengenai alasannya bisa mencalonkan diri sebagai caleg dari dua partai. Bukannya menjawab dengan serius, Aldi Taher malah berkata dirinya bingung mengenai hal ini.

Pembawa acara menyergah. "Kalau Aldi bingung, bagaimana kalau jadi wakil rakyat? Nanti bingung juga?" ujar pemancu acara.

Aldi spontan menjawab, "Emang, Mbak, enggak bingung? Semua manusia bingung, di surga baru nanti enggak bingung."

Jawaban yang tidak menyambung ini mendapat komentar beragam dari warganet. Ada yang tertawa, tetapi lebih banyak yang prihatin.

Kalau kualitas calon legislatif standarnya seperti Aldi Taher, bisa dibayangkan bagaimana nantinya kualitas DPR sebagai lembaga yang menjalankan fungsi checks and balances.

Pada bagian akhir wawancara, Aldi mengatakan yang penting dia akan berjuang untuk Indonesia. Ia juga menyebut nama sang mantan istri Dewi Perssik.

"Sama-sama berjuang untuk Indonesia," katanya.

Para pemilih di Indonesia harus bersiap supaya lebih teliti memilih calon legislatif yang bakal mewakilinya di DPR selama 5 tahun ke depan.

Pun harus bersiap memilih calon pemimpin nasional yang diajukan partai politik yang bermain banyak kaki.

Kualitas para calon ini banyak yang tidak memenuhi standar, tetapi popularitas dan uang sering menjadi penentu kemenangan. I love you, Indonesia.(***)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandingkan & Bandingkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler