Politik Dinasti Menonjol Setelah 9 Tahun Jokowi Berkuasa, BEM SI Bakal Serbu Istana

Jumat, 20 Oktober 2023 – 09:39 WIB
Ilustrasi: massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ribuan mahasiswa berencana menggelar aksi besar-besaran di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat (20/10/2023) siang, untuk mengevaluasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah berjalan sembilan tahun.

Salah satu isu yang diangkat dalam aksi yang diprakarsasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM-SI itu ialah menentang upaya Presiden Jokowi melanggengkan kekuasaannya melalui praktik nepotisme atau politik kekerabatan.

BACA JUGA: Sorotan Media Luar Negeri soal Keputusan MK Melempangkan Politik Dinasti Ala Jokowi

Koordinator Pusat BEM SI Hilmi Ash Shidiqi menyatakan upaya Presiden Ketujuh RI itu mempertahankkan cengkeraman kekuasaannya terlihat pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas uji materi Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu) yang memungkinkan capres/cawapres berusia di bawah 40 tahun menjadi kontestan pilpres asalkan pernah menjadi kepala daerah.

“Keputusan ini jadi karpet merah untuk anak Jokowi maji jadi cawapres,” ujar Hilimi melalui siaran pers ke media.

BACA JUGA: BEM SI Minta Majelis Kehormatan MK Bertindak Atas Putusan Batas Usia Capres-Cawapres

BACA JUGA: BEM SI Minta MK Kembalikan Muruah Konstitusi, Jangan Menjadi Mahkamah Keluarga

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu menegaskan BEM SI menganggap Jokowi telah mengkhianati reformasi. Menurut Hilmi, indikasi Presiden Jokowi mendukung figur tertentu sebagai capres juga juga terlihat nyata.

BEM SI menduga keputusan MK yang kontroversial tersebut mengindikasikan adanya cawe-cawe atau campur tangan Presiden Jokowi terhadap lembaga peradilan yang dipimpin adik iparnya tersebut.

“Jangan melanggengkan kekuasaan lewat jalur hukum," imbuh Hilmi.

Memang putusan MK yang memungkinkan capres/cawapres berusia di bawah 40 tahun telah membuka peluang bagi anak-anak muda untuk tampil menjadi pemimpin nasional.

Namun, Hilmi mengatakan anak-anak muda, khususnya mahasiswa, juga mengendus agenda politik tertentu dalam putusan MK tersebut.

BEM SI Menduga Presiden Jokowi telah mengambil momen dan kesempatan dalam putusan MK tersebur. “Memakai legitimasi anak muda (untuk melanggengkan kekuasaan, red),” ujar Hilmi.

Untuk aksi hari ini, BEM SI telah menyebarkan flyer atau selebaran digital melalui medsos. Aksi yang dinamai Geruduk Istana itu mengusung tagar #JokowiPengkhianatReformasi.

Terdapat 40 elemen BEM yang siap bergabung dalam aksi itu, termasuk dari perguruan tinggi neger terkemuka, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), UNS, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Adapun tuntutan dalam aksi itu antara lain ialah menuntut pemerintah menegakkan reformasi hukum; memberantas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), menolak fungsi ganda (dwifungsi) TNI dan Polri; mewujudkan pemilu bersih, menyeret penjahat lingkungan ke proses hukum; dan sejumlah isu penting lainnya.(jpnn.com)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Faisal Basri: Makin Lama Jokowi Berkuasa, Ekonomi Jadi Tercecer


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler