Politikus Demokrat Sedih SBY Disebut Pecundang

Selasa, 23 Juli 2013 – 14:59 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengaku sedih mendengar penghinaan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Sihab kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Habib Rizieq menyebut SBY sebagai seorang pecundang.

Padahal, kata Hayono, SBY  memberikan teguran kepada FPI karena menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. Hal itu dilakukannya untuk menjaga keamanan masyarakat di tengah arus demokrasi.

BACA JUGA: Pemerintah Ajak FPI Introspeksi Diri

"Itu hak dari siapapun untuk menilai siapapun. Yang jelas saya sedih apabila Presiden dinilai pecundang. Pahamilah tugasnya sebagai kepala negara untuk menjamin keamanan," ujar Hayono di DPR, Jakarta, Selasa (22/7).

Menurutnya, tidak ada larangan bagi FPI untuk mengekspresikan diri. Meski begitu, mereka harus tetap mematuhi aturan perundangan-undangan yang berlaku.

BACA JUGA: Dua Terduga Teroris Tulungagung Seorang Guru dan Staf Kesra

"Semua pihak termasuk FPI diminta dalam melakukan ekspresinya menggunakan cara yang damai, tidak boleh menggunakan kekerasan apalagi melanggar hukum. Dalam bulan suci harus mengedepankan nilai agama dalam menyampaikan ekspresi," ucap Hayono.

Anggota Komisi I DPR itu menyatakan, penguasa tidak bisa membubarkan FPI. Kata Hayono, yang punya hak untuk itu adalah pengadilan. "Ini negara demokrasi. Pemerintah tidak boleh membubarkan organisasi tapi lewat pengadilan," pungkasnya.

BACA JUGA: Sebut Presiden Pencundang, Habib Rizieq Dinilai Ngawur

Seperti diketahui, Habib Rizieq mengatakan dalam peristiwa di Kendal, FPI tidak main hakim sendiri. Mereka mendatangi Polres dan meminta tempat pelacuran ditutup apalagi di bulan Ramadan. Saat itu kata dia, FPI yang dihakimi oleh ratusan preman pelacuran dengan berbagai macam senjata hingga banyak yang terluka. Di Kendal, FPI itu korban bukan pelaku.

"Jadi, dasar tuduhan SBY itu apa? Dan kenapa dalam soal Kendal, SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban, dan bungkam terhadap sikap pelaku preman pelacuran bersenjata dan tempat pelacuran yang buka buka siang malam di bulan Ramadhan?" ujarnya.

Karena itu Habib Rizieq mengatakan, SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita. Ia menyebut orang nomor satu di pemerintahan Indonesia itu sebagai seorang pecundang.

"Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat cermat dan teliti dalam menyoroti berita. Tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat. Seorang presiden muslim menyebar fitnah dan membiarkan maksiat, ditambah lagi melindungi Ahmadiyah dan aneka mega skandal korupsi, sangatlah mencederai ajaran Islam," ucapnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Biarkan Ulah FPI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler