jpnn.com - MANADO - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan Bulog bakal membeli jagung petani di Sulut.
Namun, faktanya penyampaikan Menteri Pertanian hanyalah bayangan surga yang lewat di telinga.
BACA JUGA: Sungai Batang Meluap, 1.500 Rumah Terendam Banjir di Langkat
Hingga kini Bulog tidak tidak membeli jagung petani di Sulut. Sikap Bulog mengundang sorotan anggota DPRD Sulut James Tuuk.
Anggota Fraksi PDIP ini dengan tegas mengatakan, Bulog di Sulut harus diusir.
BACA JUGA: Mensos Minta Pengungsi Sumedang segera Direlokasi
Sebab, dampak Bulog tidak membeli hasil produksi petani jagung, mengakibatkan harga jagung dari Rp 3.250 anjlok menjadi Rp 2.250.
“Luas lahan jagung di Sulut 75.000 hektar, tetapi Bulog hanya membeli satu setengah hektar,” jelasnya.
BACA JUGA: Waduh! Kasatlantas Dimutasi Gara-gara Anak Buah Minta Jatah
Dikatakan, Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga dasar nasional pembelian jagung berdasarkan kadar air.
“Kadar air 20 persen dibeli Rp3.050 dijual Rp3.650, kadar air 25 persen dibeli Rp2.850 jual dipasarkan Rp3.650, kadar air 30 persen Rp2.750 dijual Rp3.650, kadar air 35 beli Rp2.500 jual 3.650. Jika kadar air 15 persen akan dihargai Rp3.150 jual Rp3.650,” terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika Bulog tidak membeli produksi jagung petani, maka dikhawatirkan program OD-SK 2 juta ton jagung per tahun 300.000 hektar tidak teralisasi.
“Bulog terkesan tidak mendukung program OD-SK yang dicetuskan Gubernur Olly Dondokambey,” kata Anggota Komisi I itu.
Dia menambahkan, jika harga beli murah, maka petani akan melakukan penimbunan karena tidak ada harganya.
“Kalau seperti ini maka masyarakat tidak akan menjual hasil panen karena merasa dirugikan,” pungkas Legislator Dapil Bolmong itu. (MP/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Badak Indonesia Kritis, Perlu Pendekatan Konservasi Baru
Redaktur : Tim Redaksi