JAKARTA — Dua hari setelah ledakan, polisi akhirnya berhasil masuk ke kawsan Pondok Pesantren (Ponpes) Khilafiyah Umar Bin Khatab di Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sempat diguncang bomIni setelah polisi meminta bantuan kepada Muspida dan tokoh agama setempat agar pengurus Ponpes mengizinkan polisi melakukan penyelidikan di lokasi itu.
‘’Jadi polisi bisa masuk setelah hasil rapat muspida yang dibantu dengan pemerintah daerah NTB dan para ketua ulama dan tokoh masyarakat,’’ ujar Kadiv Humas Polri Irjen (pol) Anton Bachrul Alam saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (13/7).
Seperti diberitakan sebelumnya penghuni Ponpes memblokade jalur masuk ke areal ponpes tersebut untuk menghalangi polisi yang hendak masuk untuk melakukan oleh TKP pasca ledakan
BACA JUGA: Perwakilan Masyarakat Jogja Temui Istana
Dimana sebuah ledakan keras mengagetkan warga terjadi di Ponpes tersebut Senin (11/7) sekitar pukul 15.30 Wita dan menewaskan seorang pengajar di ponpes tersebut bernama FirdausSementara itu itu dari 13 warga yang sebelumnya ditahan polisi telah membebaskan tujuh orang
BACA JUGA: Korban Didampingi, Pemda Bisa Diselidiki
Sementara enam sisanya masih dalam pemeriksaan terkait ledakan tersebutBACA JUGA: KPK Didesak Jerat Delapan Anggota DPRD Sikka
Ditambahkah saat polisi berhasil masuk ke TKP, suasana ponpes telah terlihat lengangSejumlah penghuni diduga polisi telah melarikan diri.Sebagai gambaran Resistensi antara ponpes dengan polisi setempat telah terjadi jauh sebelum ledakan ini terjadiPasalnya 30 Juli lalu salah seorang santri di Ponpes ini, Syaban Abdurrahman, ditangkap polisi dalam kasus tewasnya Rokhmad, anggota Unit Reserse Polsek BoloSyaban, telah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain dan kini telah diamankan di Polda NTB(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Sudah Wanti-wanti Hiburan Malam
Redaktur : Tim Redaksi