Polusi Lingkungan Bisa Jadi Faktor Penyebab Autisme

Sabtu, 29 Maret 2014 – 14:35 WIB

jpnn.com - PENYEBAB pasti autisme memang belum ditemukan meski. Banyak ahli kesehatan percaya genetika, faktor lingkungan, atau kombinasi keduanya bisa saja berperan. Baru-baru ini, sebuah meta-analisis baru menemukan bahwa racun yang berasal dari polusi lingkungan sekitar berperan cukup besar dalam gangguan perkembangan saraf daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam studi baru yang diterbitakan dalam jurnal PLoS Computational Biology, peneliti dari University of Chicago memeriksa catatan medis lebih dari 100 juta orang yang tinggal di Amerika. Analisis mereka menunjukkan bahwa autisme dan tingkat cacat intelektual berhubungan dengan jumlah insiden malformasi genital bayi laki-laki yang baru lahir.

BACA JUGA: Orang Tua Sering tak Sadar Anaknya Obesitas

Menurut para peneliti, hubungan ini bisa jadi indikator paparan lingkungan yang berbahaya dan bisa mengakibatkan kelainan bawaan. Menurut Andrey Rzhetsky selaku profesor genetic medicine and human genetics at the University of Chicago, kehamilan adalah periode sensitif di mana janin rentan terpapar berbagai molekul kecil seperti plastik, pestisida, obat resep, dan lain-lain.

"Sebab beberapa molekul kecil pada dasarnya mengubah perkembangan normal terutama bagi anak laki-laki terkait sistem reproduksi mereka,"kata Rzhetsky, seperti dilansir laman Fox News, Jumat (28/3).

BACA JUGA: Orang yang Menderita Insomnia Otaknya Lebih Adaptif

Rzhetsky dan timnya menganalisis data sepertiga penduduk AS dan mereka membandingkan tingkat autisme dan kasus cacat bawaan sistem reproduksi laki-laki seperti mikropenis, hipospadia (utertra di bagian bawah penis),dan testis yang tidak menggantung. Cacat bawaan juga ditemukan pada wanita.

Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat autisme meningkat 283 persen dan tingkat cacat intelektual juga meningkat 94 persen untuk setiap kenaikan satu persen malformasi kongenital.

BACA JUGA: Sering Ketularan Menguap? Ini yang Sebenarnya Terjadi

Meski faktor lingkungan tidak secara langsung terlibat dalam kasus autisme, Rzhetsky yakin ada pengaruh kuat dari lingkungan terhadap kejadian autisme sebab malformasi kongenital sebagian besar disebabkan oleh lingkungan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekitar satu dari 88 anak mengalami autism spectrum disorder (ASD) dan jumlahnya lebih banyak laki-laki.

"Saya berharap studi ini bisa memacu bahwa selain faktor genetik, ada faktor lingkungan yang perlu diteliti lebih lanjut yang berpengaruh besar pada risiko kejadian autisme terutama pada anak laki-laki," pungkas Rzhetsky. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apakah Pria Perlu Gunakan Deodoran?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler