jpnn.com - MENJADI anggota Polwan memang sudah menjadi cita-cita Lulu Unnahiyah sejak SMA. Dia pernah gagal namun bangkit lagi. Hingga menjadi kebanggaan korps dan keluarga.
HARYOSUDANTO
BACA JUGA: Ali Imron: Saya Ketika Itu Setara Letda
RAMAH dan menyenangkan. Itulah kesan pertama ketika pertama berjumpa dengan Briptu Lulu Unnahiyah.
Mengobrol dengannya seolah-olah lupa bahwa yang menjadi lawan bicara adalah seorang polwan.
BACA JUGA: SIMAK! Testimoni Keajaiban di Hari AIDS Sedunia
Saat bertatap muka dengan Kaltim Post (Jawa Pos Group), Lulu, begitu dirinya akrab disapa, menceritakan awal mula ketertarikannya menjadi polwan.
Sedari kecil, dirinya sudah menyimpan keinginan yang besar untuk menjadi seorang anggota polisi.
BACA JUGA: Syiar Agama ke Pelosok, Luar Biasa Bapak Ini
Baginya sosok polwan yang sering dia jumpai sangat menginspirasi.
“Karena cita-cita saya ingin menjadi polwan begitu besar, dari SMA saya sudah mengikuti Saka Bhayangkara setiap Sabtu-Minggu yang diadakan oleh Polres Tarakan. Secara mental dan fisik saya sudah siap untuk menjadi anggota kepolisian,” katanya.
Pada 2009, dirinya sempat gagal lolos tes. Namun Lulu tidak putus asa.
“Tahun depannya saya coba lagi dan akhirnya saya diterima,” ucapnya.
Ibu dari Muhammad Zidan Alfarezy ini menempuh pendidikan di Sekolah Polwan, Jakarta Selatan pada 2010.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia kemudian ditempatkan di Direktorat Sabhara Polda Kaltim. Hobi baru pun digeluti. Yaitu mengendarai motor gede (moge).
Terkait hobi barunya itu, dirinya memiliki cerita tersendiri.
“Selama ini saya ketika berpatroli sering mengendarai sepeda motor namun berjenis matik . Kebetulan saat ini Dit Sabhara Polda Kaltim memiliki motor besar, saya penasaran dan akhirnya mencoba belajar. Ternyata jadi ketagihan bawa,” katanya lantas tersenyum.
Perempuan berpostur tinggi itu memiliki pengalaman ketika berpatroli dengan moge. Ketika itu, dirinya bersama rekan polwan lainnya melakukan patroli di Kampung Baru, Balikpapan Barat.
Saat itu dia melihat segerombolan anak sedang ngelem. Mengetahui keberadaan polisi, anak-anak langsung berlarian.
“Saya bersama rekan langsung berlari mengejar mereka. Lokasinya di gang sempit jadi tidak mungkin memakai motor. Jauh sekali jaraknya, ketika saya sudah semakin dalam memasuki kawasan tersebut ternyata anak-anak tersebut seperti hilang ditelan bumi. Ada yang memberitahu kami jika anak-anak itu disembunyikan orangtua mereka di dalam rumahnya,” katanya.
Kejadian tersebut merupakan satu dari sekian banyak pengalamannya selama bertugas.
Baginya sudah kewajibannya sebagai aparat penegak hukum untuk terus berupaya memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Termasuk menjaga agar anak-anak, generasi bangsa, terjerumus ke dalam hal-hal negatif, seperti ngelem ini.
Meskipun harus membagi waktunya antara bekerja dan mengurus keluarga.
“Dukungan dari suami yang juga seorang anggota kepolisian, membuat diri saya semangat untuk menjalankan tugas saya sebagai polwan dan seorang ibu setiap harinya,” ungkapnya. (riz/k18/sam/jpnn)
Briptu Lulu Unnahiyah
Kelahiran: Tarakan, 13 Juni 1991
Status: Menikah
Pendidikan: Brigadir tahun ajaran 2010 di Sepolwan Jakarta Selatan
Dinas: Direktorat Sabhara Polda Kaltim
Hobi: Mengendarai Motor Gede
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Dekat dengan Arman Rumakat, Satpam Jahat yang Hafal Wajah 700 Siswa
Redaktur : Tim Redaksi