Syiar Agama ke Pelosok, Luar Biasa Bapak Ini

Rabu, 07 Desember 2016 – 00:32 WIB
Heri Kusmawan, S.Hi, Kepala KUA Kecamatan Bang Haji, Bengkulu Tengah harus mendorong motor di jalan berlumpur saat hujan turun di wilayah kecamatan tersebut. Foto: Harmoko/Rakyat Bengkulu

jpnn.com - HERI Kusmawan menduduki jabatan Kepala KUA Kecamatan Bang Haji, Bengkulu Tengah (Benteng) sejak tahun 2015.

HARMOKO, Bengkulu Tengah

BACA JUGA: Lebih Dekat dengan Arman Rumakat, Satpam Jahat yang Hafal Wajah 700 Siswa

Bertugas di pelosok memang sarat dengan tantangan. Akses transportasi sering menjadi kendala.

Tidak terbiasa duduk di kantor, Heri lebih senang piknik. Proaktif dengan program syiar ke pelosok desa, untuk memberikan mental spiritual masyarakat.

BACA JUGA: Cerita Pilot Pesawat Tempur, Bangga jadi Elang Khatulistiwa

Tidak pernah ia mengeluh atau mengajukan pindah. Malah sebaliknya dia lebih menikmati sebagai kepala KUA, hidup bermasyarakat dan lebih suka masuk ke pelosok.

Saat ditemui di kediamannya di Desa Harapan kemarin, dia mengakui Sabtu dan Minggu waktunya untuk keluarga. Sementara Senin sampai Jumat, aktif di wilayah Bang Haji.

BACA JUGA: Sopir Taksi Ini Hatinya Baik Banget

Gaya bicaranya biasa. Dia mengutarakan pengalaman yang penuh dengan tantangan selama bertugas di Bang Haji.

Seperti masuk ke pelosok desa yang jalan belum dibangun, membuatnya mesti jalan kaki.

Khusus Jumat, dia manfaatkan untuk berbagi ilmu Islam kepada masyarakat pelosok.

“Baru saja pekan lalu saya ke Talang Panjang. Pelosok juga di Bang Haji, jalannya wau berlumpur. Susah payah mendorong motor dan licin,” ujarnya.

Akses transportasi menjadi masalah baginya, termasuk 9 Penyuluh Agama Islam Honorer (PAI) di Bang Haji.

Kondisi jalan rusak, mengakibatkan masyarakat tidak optimal mengetahui ajaran agama, bahkan masih memakai cara nenek moyang.

Bahkan katanya, setiap Safari Jumat sering menemukan Masjid yang sepi. “Inilah saya nilai pelosok butuh Syiar Islam,” katanya.

Diakui Herim hampir seluruh wilayah Bang Haji yang jauh dari kecamatan dikunjunginya.

Bahkan dia pernah menemukan sekelompok warga yang masih memakai sesajen dan melakukan kegiatan terkesan syirik.

“Pernah saya ikut acara bayar zazar di batu besar. Setelah saya pikir, ternyata masih ada yang begituan. Harusnya ini diberi pemahaman keislamannya,” terang Heri.

Heri berharap akses jalan pelosok dibangun dan ditingkatkan merata, khususnya daerah yang susah dijangkau.

Karena kesimpulkan dari blusukan syiar yang dilaksanakannya, masyarakat daerah perlu sekali pemahaman ilmu Islam.

“Kami kesulitan di akses transportasi. Besar harapan kami, wilayah pelosok bisa dijangkau para ustaz, da’i dan PAI,” tutupnya.(**/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Cantik Ini Memilih Bertani, Gemes


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler