BACA JUGA: Hakim Tak Percaya Sujudi Alami Depresi
Aksi yang diikuti 70 aktivis itu dimulai sekitar pukul 15.45 di Bundaran UntanBACA JUGA: Mereka yang Peduli Hari Bumi
Selain berorasi, aksi juga membawa sejumlah spanduk, bendera yang mengajak menyelamatkan bumi dari kerusakanBACA JUGA: Gaji Turun, Hatta Radjasa Mengeluh
Selain berorasi, mereka juga menanam 117 pohon yang terdiri atas rambutan, durian, lengkeng, dan manggisMenurut Koordinator Aksi dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Radius Welly, aksi ini mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya menyelamatkan bumi“Kami membagikan 117 pohon dari empat jenis tanaman yang berbeda dan akan ditanam di tiga penjuru bundaran Untanaksi ini merupakan simpatik kami atas pemanasan global yang terjadi di bumi tercinta ini,” ujarnya
Hendrikus Adam dari Walhi Kalbar menjelaskan pemanasan global yang terjadi sekarang lebih banyak karena kerusakan alam terutama hutan di IndonesiaIndonesia sebagai paru-paru dunia diharapkan bisa tetap membuat eksis kehidupan ini menjadi lebih baik, selain sebagai penyeimbang sistem ekologi dan ekosistem makhluk yang ada di bumi
Selain itu juga karbondioksida menjadi salah satu kontributor terbesar yang mempengaruhi pemanasan globalMetana yang dihasilkan oleh agrikultur dan peternakan, nitrogen oksida dari pupuk dan choloflurocarbonSerta banyak sebab lain yang juga menyebabkan semakin meningkatnya panas di bumi ini
Walhi Kalbar menyerukan penghentian perluasan pembukaan kawasan perkebunan sawit dan pertambangan skala besar di Kalimantan BaratWalhi juga meminta penuntasan berbagai kasus kriminalisasi terhadap masyarakat adat seperti kasus di Semunying Jaya
“Pembukaan kawasan hutan dalam skala besar khususnya melalui konsensi perkebunan sawit dan pertambangan yang mengeruk lahan, air, bahan mineral telah mmberikan sejumlah konsekuensi logis-deskruktif terhadap fenomena sosial dan ekologi di Kalimantan BaratSedangkan masa depan negeri ini harus bersiap menerima ulah dari keserakahan manusia dengan tindakannya yang cenderung eksploitatif terhdap kekayaan sumber daya alam,” kata Adam.
Adam menambahkan hal lain dari fenomen pembukan kawasan hutan skala besar untuk perkebunan adalah munculnya bencana sosial vertical di masyarakat berupa konflikSerta mengakibatkan bahaya krisis sumber air dan kabut asap mengiringi krisis lingkungan yang terjadiPada tempat terpisah, Mahasiswa Hukum Pencinta Alam juga menggelar aksi memperingati hari bumi di perempatan Jalan Ahmad Yani dan KH Ahmad DahlanDalam aksi tersebut tiga anggota muda Makumpala, Gerdha, Yuli Novinati, dan Demierli, melakukan refling, menurunkan baliho hari bumi tower PDAMMereka juga membagikan 500 pohon kepada para pelintasMenurut Lanang Bagus Prasetyo, dengan pembagian pohon tersebut diharapkan mampu memunculkan keasadaran masyarakat sebagai antisipasi menyelamatkan bumi(sgg/stm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerusuhan Batam Tak Berdampak Ekonomi
Redaktur : Auri Jaya