JAKARTA - Tim Pengawas Haji DPR RI, telah menginventarisir segala persoalan yang muncul pada saat pelaksanaan haji tahun iniSalah satu di antara persoalan itu adalah ketakutan jamaah haji terhadap porter (pengangkut bagasi) di bandara-bandara tanah air.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Gondo Raditiyo Gambiro yang ikut mengawasi pelaksanaan haji di Mekkah dalam surat elektroniknya kepada JPNN, Jumat (11/11), mengatakan, rombongan jamaah haji yang mulai kembali ke tanah mengkhawatir keberadaan porter bandara pemberangkatan haji di seluruh Indonesia, di antaranya Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng, Tangerang
BACA JUGA: Kejaksaan Minta Tersangka Teror Disidang di Mataram
Menurutnya, jamaah mengeluhkan porter bandara yang cenderung memaksa dan melakukan pemerasan dengan modus membantu mengangkat barang bawaan para jamaah haji
BACA JUGA: Jamwas Telisik Tunggakan Kasus di Kejati Kalbar
Keberadaan porter bandara cenderung merugikan para jamaah haji kita," ujar Raditiyo.Dia menambahkan, jamaah haji ingin ada tarif porter yang diberlaukan secara resmi
"Salah satu contoh tindakan porter yang merugikan jamaah haji, di antaranya sewenang - wenang menentukan harga tanpa proses tawar menawar. Tanpa permisi, porter bandara langsung mengangkat barang bawaan jamaah ke parkiran mobil, selanjutnya dikenai tarif ilegal," ujar Raditiyo.
Maka dari itulah, Komisi VIII DPR meminta PT Angkasa Pura ikut bertanggungjawab atas ketakutan para jamaah terhadap porter
BACA JUGA: Busyro Beber Petunjuk Calon Tersangka Kasus Nazaruddin
"PT Angkasa Pura harus membuat tarif resmi jasa porter, sekaligus membuat posko customer service (pengaduan pelanggan) yang tanggap dan profesional," cetusnya(boy/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Berharap Angpauw Freeport jadi Dana Hibah
Redaktur : Tim Redaksi