JAKARTA - Maraknya aksi terorisme di Indonesia tidak terlepas dari pasokan danaBahkan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat ada seratus lebih transaksi mencurigakan terkait pendanaan terorisme
BACA JUGA: Abdullah Sunata Terancam Mati
Ketua PPATK Yunus Husein mengatakan, sejak kasus Bom Bali pada 2002, transaksi mencurigakan yang diduga terkait terorisme terus terjadi di Indonesia
Menurut Yunus, transaksi-transaksi mencurigakan tersebut telah dianalisa oleh PPATK
BACA JUGA: KPK Janji Terus Kejar Koruptor di Daerah
Beberapa diantaranya memiliki cukup indikasi untuk ditindaklanjuti oleh penegak hukumTransaksi-transaksi mencurigakan tersebut dilacak dari rekening-rekening milik orang-orang yang dicurigai terkait dengan jaringan terorisme.
Yunus mengatakan, aliran dana yang merupakan transaksi-transaksi "mencurigakan tersebut ditemukan di rekening beberapa bank besar
BACA JUGA: Rp 500 Miliar Disiapkan Untuk Beli Kontrasepsi
"Aliran dananya sebenarnya cukup kecil, biasanya di bawah Rp 5 juta," terangnya.Menurut Yunus, nilai transaksi yang tergolong kecil tersebut kemungkinan digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari oleh orang-orang yang diduga masuk dalam jaringan terorisme"Sebagian mungkin digunakan untuk membeli perlengkapan khusus," ujarnya.
Dari hasil temuan PPATK, transaksi-transaksi mencurigakan tersebut ditemukan tersebar di beberapa kota"Misalnya, di Jakarta, Bali, Surabaya, dan Poso (Sulawesi)," sebutnyaSayang, Yunus enggan membeber lebih jauh terkait temuan PPATK atas transaksi-transaksi mencurigakanAlasannya, transaksi tersebut sudah dilaporkan kepada Kepolisian dan saat ini tengah ditindaklanjuti(owi/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Anggap Syamsul Pentolan
Redaktur : Tim Redaksi