PPATK Temukan 128 Transaksi Teroris

Kamis, 30 Desember 2010 – 06:22 WIB

JAKARTA - Maraknya aksi terorisme di Indonesia tidak terlepas dari pasokan danaBahkan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat ada seratus lebih transaksi mencurigakan terkait pendanaan terorisme

BACA JUGA: Abdullah Sunata Terancam Mati



Ketua PPATK Yunus Husein mengatakan, sejak kasus Bom Bali pada 2002, transaksi mencurigakan yang diduga terkait terorisme terus terjadi di Indonesia
"Hingga Desember ini, totalnya mencapai 128 transaksi," ujarnya saat ditemui di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kemarin (29/12).

Menurut Yunus, transaksi-transaksi mencurigakan tersebut telah dianalisa oleh PPATK

BACA JUGA: KPK Janji Terus Kejar Koruptor di Daerah

Beberapa diantaranya memiliki cukup indikasi untuk ditindaklanjuti oleh penegak hukum
"Dari 128 transaksi mencurigakan tersebut, 35 transaksi diantaranya sudah kami laporkan ke Kepolisian," katanya.

Transaksi-transaksi mencurigakan tersebut dilacak dari rekening-rekening milik orang-orang yang dicurigai terkait dengan jaringan terorisme.
Yunus mengatakan, aliran dana yang merupakan transaksi-transaksi "mencurigakan tersebut ditemukan di rekening beberapa bank besar

BACA JUGA: Rp 500 Miliar Disiapkan Untuk Beli Kontrasepsi

"Aliran dananya sebenarnya cukup kecil, biasanya di bawah Rp 5 juta," terangnya.

Menurut Yunus, nilai transaksi yang tergolong kecil tersebut kemungkinan digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari oleh orang-orang yang diduga masuk dalam jaringan terorisme"Sebagian mungkin digunakan untuk membeli perlengkapan khusus," ujarnya.

Dari hasil temuan PPATK, transaksi-transaksi mencurigakan tersebut ditemukan tersebar di beberapa kota"Misalnya, di Jakarta, Bali, Surabaya, dan Poso (Sulawesi)," sebutnyaSayang, Yunus enggan membeber lebih jauh terkait temuan PPATK atas transaksi-transaksi mencurigakanAlasannya, transaksi tersebut sudah dilaporkan kepada Kepolisian dan saat ini tengah ditindaklanjuti(owi/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Anggap Syamsul Pentolan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler