PPP Beri Dukungan Referendum

Siap Melawan Sampai Titik Darah Penghabisan

Sabtu, 04 Desember 2010 – 06:56 WIB
Foto: Dok Radar Jogja/JPNN

JOGJA- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) boleh jadi menjadi partai pertama di DIJ yang tegas-tegas memberikan dukungan digelarnya referendum untuk menentukan nasib keistimewaan DIJ"Bila RUUK mengalami deadlock atau jalan buntu harus segera dilaksanakan referendum bagi rakyat," ujar Ketua DPW PPP DIJ HM Syukri Fadholi saat menggelar keterangan pers di kantornya kemarin (3/12)

BACA JUGA: Massa Kembali Serang Masjid Ahmadiyah



Syukri didampingi sejumlah fungsionaris partai berlambang Kakbah mengatakan referendum diperlukan bagi rakyat untuk menentukan pilihannya antara penetapan atau pemilihan gubernur dan wakil gubernur DIJ.

Soal jabatan gubernur dan wakil gubernur, PPP yang pada 1998 pernah mengajukan Ketua DPW PPP DIJ Alfian Darmawan (ketika itu) sebagai calon gubernur  melawan Ketua DPD Golkar Hamengku Buwono X, sepakat agar Sultan dan Paku Alam  yang bertahta diangkat dan ditetapkan pemerintah.

Untuk menyiapkan suksesi, PPP minta secara personal harus dilakukan pendidikan dan kaderisasi bagi calon Sultan dan Paku Alam sehingga integritas,  kualitas dan kompetensi sebagai pemimpin terpenuhi.

Terkait masalah pertanahan, mantan wakil wali kota Jogja itu mendesak agar diatur tersendiri sesuai keunikan dan kekhasan DIJ yang membedakan dengan daerah lain
Demikian pula menyangkut masalah pendidikan dan kebudayaan.

Masih terkait dukungan terhadap penetapan, sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Mataram (Geram) melakukan aksi pembagian bambu runcing di depan Gedung Agung, kemarin (3/12).

Pemimpin Geram Widihasto Wasana Putra menjelaskan, aksi itu sebagai perlambang semangat "golog gilig saiyek saeko proyo" rakyat Jogja mempertahankan ciri utama keistimewaan yakni penetapan Sultan dan Paku Alam yang jumeneng sebagai gubernur dan wakil gubernur

BACA JUGA: MA Kandaskan Pengaduan Panda Nababan

"Inilah demokrasi yang berurat berakar di Jogja dan pondasi politik yang dibangun para pendiri republik sebagai kekuatan manunggal," kata Widihasto


Sayangnya, komitmen itu malah diciderai oleh keputusan sidang kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ingin memaksakan pemilihan langsung di DIJ

BACA JUGA: Kesultanan Pasrah kalau Rakyat Jogja Marah

Karena itu, Geram dan seluruh elemen rakyat Jogja siap melawan sampai titik darah penghabisan"Kami cinta perdamaian tapi kami lebih mencintai keistimewaan," ujar mantan anggota Panwas Pemilihan Wali Kota Jogja 2006 silam ini(kus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marak Jual-beli Jabatan di Pemda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler