Pramono Edhie Belum Cocok Duet dengan Ical

Rencana Golkar Merekrut Cawapres dari Militer

Selasa, 06 Desember 2011 – 08:57 WIB

JAKARTA -  Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro meragukan Pramono Edhie bakal memberi nilai tambah yang signifikan bagi Ketum Golkar Aburizal Bakrie yang akan berlaga pada pilpres 2014 nantiPasalnya Pramono dinilai tidak cukup popular bagi masyrakat tingkat bawah.

“Namanya saja orang masih sulit untuk mengejanya

BACA JUGA: PKB Dukung 10 Persen APBN untuk Desa

Mungkin di kalangan tertentu dia terkenal, tapi di kalangan bawah mungkin tidak seperti itu
Golkar harus menyiapkan strategi khusus dan intens bila duet ini benar-benar ingin direalisasikan menjadi peserta pilpres,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Senin  (5/12).

Pengamat yang biasa disapa Mba Wieq ini mengungkapkan, keuntungan mengambil cawapres kalangan militer adalah karena mereka memiliki sistem komando, kedisiplinan, dan ketegasan dalam bertindak

BACA JUGA: KPK Dukung DPR Bangun Gedung Baru

Dia menjelaskan, pada era Orde Baru tentara sangat ditakuti, tegas, dan berwibawa


“Secara sosok, tokoh dari kalangan militer berbeda dengan politikus sipil yang gaduh dan cengengesan

BACA JUGA: Gubernur Minta Tak Dipidana Karena Kebijakan

Mereka memberi nuansa wibawa dan diseganiTapi itu bukan berarti lantas ketokohan mereka menjadi kuat,” tambahnya.

Senada dengan Zuhro, Guru Besar Universitas Indonesia, Iberamsjah, juga mempertanyakan tingkat popularitas dari PramonoIa menilai sejauh ini Pramono Edhie tidak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan.  “Prestasi dia apa sih? Pernah ikut perang dimana? paling cuma jadi ajudannya MegawatiPosisi dia sebagai KASAD (Kepada Staf Angkatan Darat-red) diraih bisa jadi cuma karena dia adik iparnya SBY,” tuturnya.

Meskipun sama-sama dari kalangan militer, menurutnya, tingkat keterpilihan dan wibawa Pramono masih kalah jauh dengan Prabowo, dan SutiyosoMenurut Ibramsjah, pemilihan Pramono Edhie sebagai cawapresnya (calon wakil presiden) Ical tidak akan berdampak signifikan terhadap suara GolkarAlasannya, yang dilihat masyarakat adalah ketokohan dari capresnya, bukan wapres

“Pramono belum punya karya yang bisa dilihat langsung oleh masyarakat, pasalnya image wapres itu kan cuma ban serep,” ujarnya lagi.

Iberamsjah menambahkan, jika memang Pramono Edhie ingin ikut barsaing pada Pemilu 2014, ia menyarankan agar Pramono menunjukkan prestasi sebagai KASAD“Soalnya suara parpol pasti banyak yang turunKalau tingkat elektabilitasnya rendah, mana mau parpol mencalonkan dia,” imbuhnya.

Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung mengakui, di internal Golkar berkembang wacana kuat bahwa Ical sangat cocok berduet dengan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo“Tapi itu kan belum pastiApalagi pencalonan presiden bergantung hasil pemilu legislatifSebut saja, kalau suara partai tak sampai 20 persen, ya harus berkoalisi,” ucap Akbar.

Diungkapkan Akbar, di Golkar sebetulnya ada sebuah tim yang terdiri atas sejumlah purnawirawan jenderal TNI untuk mendukung pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden pada 2014“Nah, tim yang terdiri atas para purnawirawan jenderal TNI ini memang memberi masukan dan gagasan kepada Ical secara pribadi berdasarkan analisis, hasil diskusi, dan surveiKoordinatornya saudara Luhut Binsar PanjaitanTapi, Ical juga mengandalkan beberapa tim lain,” ungkap Akbar di Jakarta, Senin (5/12).

Luhut Binsar Panjaitan saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai GolkarDia adalah mantan menteri perindustrian dan perdagangan di era Presiden KH Abdurrahman WahidLuhut adalah lulusan terbaik Akademi Militer Nasional angkatan 1970(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawaslu: KPU Sultra Tak Bersih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler