Pramono Nilai Hatta "Cuci Tangan"

Soal Penjualan Saham Krakatau Steel

Kamis, 04 November 2010 – 18:36 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDIP, Pramono Anung menilai langkah Menko Perekonomian Hatta Radjasa yang meminta Menteri BUMN Mustafa Abubakar menjelaskan prihal penjualan saham PT (Persero) Krakatau Steel (KS) kepada masyarakat merupakan praktek 'cuci tangan' yang dilakukan Hatta Radjasa.

"Menko Perekonomian Hatta Radjasa itu juga merangkap Ketua Komite Privatisasi BUMNDalam perspektif jabatannya, jelas Hatta Radjasa adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas obral saham PT Krakatau Steel

BACA JUGA: KPU Minsel Bantah Tudingan Suap

Permintaannya kepada Mustafa Abubakar agar menjelaskan kepada masyarakat soal obral saham, itu praktek 'cuci tangan' seolah-olah Hatta Radjasa tidak tahu," kata Pramono, di gedung Nusantara III, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (4/11).

Mestinya, lanjut Pramono, Hatta jangan lempar tanggung jawab
Ia juga pihak yang paling bertanggung jawab dalam penjualan saham KS ini karena jabatannya, sementara Menneg BUMN tim teknis untuk menentukan harga saham KS ini

BACA JUGA: Syamsul Arifin Mulai Seret Muspida Langkat

Sehingga tidak mungkin Menko Perekonomian tidak mengetahui dalam penentuan harga saham KS tersebut," ujar Pramono.

Lebih jauh dia katakan, sikap pejabat pemerintah yang saling lempar tanggung-jawab dalam kasus penjualan saham KS ini semakin membuat masyarakat hilang kepercayaan pada pemerintah
"Wajar, masyarakat curiga dan akan terus mempertanyakan sebenarnya apa di balik praktek obral saham KS ini?," ujar politisi PDIP ini.

Sementara anggota Komisi VI DPR juga dari Fraksi PDI-P, Sukur Nababan menjelaskan persetujuan penjualan saham PT Krakatau Steel (KS) dilakukan oleh DPR periode 2004-2009

BACA JUGA: Akil Klarifikasi Isu Suap di Sidang Pilkada

"Posisi DPR saat ini hanya bisa mengawasi penjualan saham PT KS itu, termasuk siapa pembelinya.

"Membatalkan sudah sangat terlambat, kita hanya melakukan pengawasan penjualan saham, apakah harganya layak atau tidak lalu investor mana yang membelinya?" kata Sukur Nababan dari dapil VI Jabar itu.

Dia katakan, Komisi VI juga telah melakukan investigasi dan pengecekan dataSoal akurasi data tersebut DPR akan meminta manajemen untuk menjelaskan di depan DPR guna meminimalisir prasangka publik atas penjualan saham PT KS yang terlalu murah dan laris manis itu," imbuhnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerakan Tolak Soeharto Dideklarasikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler