Premium Capai Rp 10 Ribu per Liter

Rabu, 07 Desember 2011 – 09:15 WIB

SIGLI-Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terutama bensin semakin mencemaskan masyarakatApalagi, minimnya pasokan BBM kemudian dimanfaatkan pedagang pinggir jalan, dengan harga ecer mencapai Rp 8 ribu-RP 10 ribu per liter.

Pantauan Rakyat Aceh (Group JPNN), sejak Selasa (6/12) pagi kemarin masih susah warga mendapat bensin untuk kenderaannya, Bahkan banyak pemilik kenderaan mengurangi aktivitas berlalu lintas, karena takut kehabisan minya di jalan sedangkan minyak di tangki pas-pasan.

Tidak terlalu banyak jalan-jalan, soalnya kenderaan ini minyaknya pas-pasan.  Saat ini masih susah cari minyak di penjual enceran, sedangkan di SPBU masih antri,” ujar seorang warga yang tidak sempat menyebutkan namanya.

Sementara itu, menjelang petang saat semua SPBU sudah dipasok minyak oleh Pertamina, antrian panjang  terjadi dan pemilik kenderaan harus antri sampai satu jam

BACA JUGA: PNM Salurkan Kredit Rp 4,46 T

Begitu juga baru bermunculan satu dua pedagang minyak bensin enceran di ruyas pinggir jalan.

Pedagang yang sudah mendapat minyak enceran ketika menjualnya cukup banyak pembeli  dan berjubel
Bahkan karena situasi, harga minyak yang dijual pedagang enceran petang kemarin  bervariasi mulai Rp6000 hingga Rp8000 per liter

BACA JUGA: Kelembagaan Pangan Perlu Direvisi

Bahkan sempat ada yang menjual Rp10 ribu perliter
Pembeli yang mengerumin pedagang enceran terlihat di sejumlah ruas jalan dan kios, seperti di kawasan Neusu

BACA JUGA: Pengusaha Wajib Patuhi Kenaikan UMK



“Saya beli tadi satu liter Rp10.000 di Neusu, pembelinya cukup ramaiPadatlah orang beli, “ kata Cekgu seorang pemilik kenderaan kepada Rakyat Aceh.

Cekgu menyebutkan, minyak di SPBU sudah ada minyak, tapi malas antri lama sekali, karena sudah ada yang jual enceran beli di pedagang enceran walaupun harganya sampai Rp10 ribu“Di SPBU sudah ada minyak, Cuma tak sanggup menunggui antrian sampai satu jamCukup padat antri di SPBU” ujar warga lainnya.

Sementara itu pada sore harinya, kondisi mulai normal tidak terlihat begitu padat lagi antre di SPBUBahkan sudah terlihat banyak pedagang minyak bensin di ruas jalan dan kiosBegitu juga harga normal di jual oleh pedagang enceran Rp5000 per liter.

Situasi ini ini mengundang reaksi dari Nurdin Ismail.S.Sos (32), seorang pemerhati sosialKepada Rakyat Aceh, penyebab melambungnya harga BBM karena pemerintah tak siap dalam mengambil langkah antisipasi”Ini persoalan yang sering terjadi, kenapa tidak sanggup diatasi?” tukas Nurdin.

Lanjut dia, harga premium mencapai Rp 10 ribu/liter menandakan lemahnya pengawasan dari pemerintah terutama dinas perdaganganSeharusnya pemerintah bisa memerintahkan SPBU untuk tidak menjual BBM nya kepada pedagang pinggir jalan yang tidak memiliki izin, sehingga harganya dijual sesuka hatinya"Bila perlu polisi bisa menangkap siapa saja yang menjual harga BBM diatas HET".Nurdin.

Kemudian kata Nurdin, pemerintah seharusnya mampu menyelesaikan persoalan krisis BBM dan sudah merupakan tanggung jawabnya, pemerintah punya hak mendesak pertamina agar menegur SPBU yang menjual BBMm nya kepada pedagang liar di pinggir jalan, sebab mereka memamfaatkan kondisi tersebut dan menjual dengan harga mahal"Ini perlu turun tangan pemerintah segera mungkin, kalau tidak persoalan ini akan berlarut-larut,” pungkas Nurdin.(sud/mag 36/slm).

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp 1.000 Akan Jadi Rp 1


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler