jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR, Sidarto Danusoebroto mengatakan reformasi birokrasi sudah sangat mendesak. Makanya, presiden yang terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 harus mengubah pola hidup birokrat yang sudah mewah-mewahan.
"Membicarakan apa masalah besar pada birokrasi kita ini adalah ancaman kemapanan power dan rezeki," kata Sidarto, pada dalam peluncuran buku dan bedah Pemikiran Reformasi Birokrasi di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (3/6).
BACA JUGA: Deklarasikan Pilpres Damai, Minta Dua Kubu Capres Hindari Hoax
Politikus PDI Perjuangan ini pun berharap Pilpres nanti akan menghasilkan sosok pemimpin jujur, sederhana, dan berani menyeleksi orang-orang yang dapat bekerja secara profesional. Dan sosok itu kata dia ada di pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Saya memang tidak boleh kampanye, tapi untuk saat ini memang rakyat butuh pemimpin yang bisa melayani bukan menyuruh. Sosok sederhana tapi berkualitas," paparnya.
BACA JUGA: KPK Terbitkan Buku Putih Untuk Pasangan Capres dan Wapres
Ditempat yang sama, Wamen PAN-RB, Eko Prasodjo mengatakan, kesulitan di birokrasi saat ini adalah memerintahkan orang-orang (Pejabat) yang memiliki gaya hidup tinggi.
"Kalau Birokrasi bersih, akan mendapatkan income yg banyak. Lalu masalah Korupsi juga, jika orang-orang yang bekerja itu amanah tidak akan ada itu korupsi," ujar Eko.
BACA JUGA: Umbar IQ Prabowo, Wasekjen PKS Dituding Langgar Aturan
Untuk menyelesaihan permasalahan tersebut, menurut Eko harus ada Revisi Undang-undang. "Undang-undang apa lagi, berbicara harmosinasi. Untuk memperoleh keharmonisan butuh Refisi UU. Butuh 2-3 tahun," ucapnya.
"Contoh masalahnya seperti CPNS di daerah, seleksi CPNS jadi bisa dimainkan oleh orang-orang yang tidak amanat. Mereka rela mengeluarkan banyak uang demi menjadi PNS. Hal ini yang harus kita tangani agar nggak bisa dimainkan. Kita harus kompeten menseleksi mereka-mereka yang berkualitas," tandasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Didesak Usut Dugaan Suap Bupati Rokan Hulu
Redaktur : Tim Redaksi