Presiden Minta Petani Bersinergi Tingkatkan Produksi

Kamis, 07 Juni 2018 – 19:39 WIB
Presiden Jokowi dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Jawa Barat, Kamis (7/6). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, INDRAMAYU - Presiden Joko Widodo meminta para petani bersinergi dalam satu kelompok besar untuk meningkatkan produksi pertanian.

Dengan sinergi tersebut, Presiden yakin akan berdampak pada kesejahteraan para petani. Apalagi didukung dengan perkembangan teknologi pertanian yang ada sekarang ini.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan para petani di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Kamis (7/6), ketika meresmikan program kewirausahaan dan digitalisasi sistem pertanian sebagai upaya mewujudkan korporasi petani.

BACA JUGA: Lewat Digitalisasi, Pemerintah Sejahterakan Petani Indramayu

"Memang sebelumnya ada GAPOKTAN dan POKTAN, penting organisasi seperti ini. Tetapi untuk bisa kita menang dalam bersaing, kelompoknya tidak bisa kecil-kecil seperti GAPOKTAN dan POKTAN. Kelompoknya harus besar seperti yang kita lihat di cara-cara kerja perusahaan besar atau korporasi. Harus dalam jumlah besar," kata Presiden dalam sambutannya.

Dia meyakini bahwa sebenarnya para petani di berbagai daerah mampu bekerja selayaknya perusahaan-perusahaan besar beroperasi. Namun, dia menyebut satu syarat yang harus dipenuhi, yakni para petani harus mau berkumpul dalam sebuah organisasi besar dan bersama-sama meningkatkan produktivitas.

BACA JUGA: Rakyat Mulai Rasakan Manfaat Sertifikasi Tanah di Era Jokowi

Mitra BUMDes Bersama (MBB) yang telah menjadi proyek percontohan di daerah tersebut misalnya, merupakan upaya pemerintah dalam membentuk wadah besar bagi para petani sekitar. Para petani diharapkan untuk dapat bergabung dan mengambil manfaat dari adanya wadah binaan BUMN itu.

Jokowi pun berjanji akan melihat perkembangan program percontohan tersebut selama 6 bulan ke depan. Bila prosesnya berjalan baik, maka Presiden Ketujuh RI ini menyatakan akan melakukan hal serupa di seluruh Tanah Air.

BACA JUGA: Laporan Kementerian Bu Susi Disclaimer, Ini Reaksi Jokowi

"Karena setelah kita pelajari, keuntungan terbesar dari pertanian itu didapat bukan dari pratanam, atau saat menanam, tetapi yang paling banyak adalah di pascapanennya," ujar Jokowi.

MBB dalam praktiknya memfasilitasi para petani untuk menjual berasnya dan mengemasnya ke dalam kemasan yang menarik. Setelahnya produk-produk pertanian itu akan didistribusikan dan dipasarkan melalui pasar daring. Menurut Presiden, dengan cara itu para petani akan mendapat keuntungan yang jauh lebih besar.

"Nantinya beras-beras yang ada bisa berada pada posisi beras premium, harganya beda. Kemudian menjualnya juga tidak lewat tengkulak. Petani tidak dapat apa-apa kalau caranya seperti ini. Kalau petani bisa berjualan beras baru di situlah petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," tutur suami Iriana.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar.(fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Aceh Timur Jumpai Presiden Bahas Sumur Minyak


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler