"Kecuali DPR, siapa lagi di negeri ini yang berani mengkritisi KPK yang super power itu
BACA JUGA: Kapolri Didesak Copot Kapolda Banten
Presiden pun lebih cenderung bersikap diam, ketimbang meluruskan jalannya KPKBACA JUGA: ICW Nantikan Gugatan Polri di PTUN
(Itu) Juga silakan, tapi jangan coba-coba mendikte DPR," tegas Priyo pula.Dikatakan Priyo, kalau memang ada laporan LSM kepada Badan Kehormatan (BK) DPR perihal adanya dugaan pelanggaran etik DPR oleh anggotanya di saat mengritisi KPK, silakan saja diperiksa, sepanjang itu terukur
Menurut Priyo lagi, kalaulah bukan DPR yang mengkritisi KPK, lalu siapa lagi yang diharapkan untuk memerankan itu
BACA JUGA: Hakim Minta Polisi Jaga Ketat Sidang Baasyir
Pasalnya kekuasaan KPK itu, lanjutnya, sangat besar, bahkan melebihi kekuasaan yang diberikan negara kepada kejaksaan dan kepolisian."Dalam posisi memiliki kekuasaan besar itu, KPK pun dilengakapi dengan berbagai teknologi tinggi untuk melakukan penyadapan terhadap siapapunTermasuk saya yang saat ini berbicara soal KPK itu," ungkap Priyo.
Kalau KPK tidak dikritisi terus-menerus, menurut Priyo pula, tentu akan mendorong institusinya untuk lupa diri"Gejala ke arah tersebut sudah mulai terlihat, dengan gegap-gempitanya menangkap politisi yang diduga menerima suap cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004Sementara siapa yang menyuap hingga kini tidak jelas orangnya," pungkas Priyo(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngotot Tak Mau Buka Data Rekening Gendut
Redaktur : Tim Redaksi