jpnn.com, LOMBOK - Ekspor produk asal Nusa Tenggara Barat (NTB) masih banyak menggunakan jasa vendor asal luar daerah.
Akibatnya, nilai transaksi ekspor tidak terdata di Provinsi NTB.
BACA JUGA: Ekspor dan Impor Topang Pertumbuhan Kredit Valas
Selain itu, pelaku usaha juga masih enggan menjadi eksportir langsung dari NTB.
"Ekspor produk asal NTB masih banyak lewat luar NTB. Sebab, pelaku UMKM masih mengandalkan vendor asal luar NTB," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir Indonesia (Apek) Provinsi NTB Anhar Tohri, Sabtu (26/8).
BACA JUGA: Ekspor Udang Terus Turun, Ini Pemicunya
Menurut Anhar, jumlah pelaku usaha yang melakukan ekspor berbagai produk asal Provinsi NTB cukup banyak.
Namun, saat ini, sebagian besar masih melalui pihak ketiga dari luar NTB untuk proses ekspor.
BACA JUGA: Industri Pariwisata Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB
Hal tersebut terjadi karena berbagai kendala. Salah satunya adalah persoalan bisnis dari pihak ketiga (vendor).
Dari sisi kemudahan, lanjut Anhar, pemerintah telah memberi ruang yang cukup luas bagi pelaku usaha untuk menjadi eksportir langsung.
Mulai mempermudah mengurus izin surat keterangan asal (SKA) di Dinas Perdagangan, kemudahan dari Bea Cukai dan lainnya.
Namun, berbagai kemudahan itu belum bisa sepenuhnya dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk langsung menjadi eksportir.
Dari sisi jumlah atau nilai ekspor, produk asal NTB sebenarnya cukup besar.
Baik itu di ekspor melalui pihak ketiga (vendor) asal luar NTB, maupun yang dilakukan langsung sebagai eksportir oleh pelaku usaha asal provinsi tetangga NTT itu.
Adapun produk asal NTB yang masih menjadi idola untuk ekspor adalah kerajinan.
Misalnya, anyaman dari rotan, bambu, batok kelapa dan lainnya.
Sementara itu, untuk produk pangan olaha untuk makanan masih relatif kecil. (luk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilkada NTB, Mori Hanafi Jalin Komunikasi dengan 3 Partai Besar
Redaktur & Reporter : Ragil