Produksi Jagung Diprediksi Mencapai 6,7 Juta Ton

Kamis, 01 Agustus 2019 – 01:52 WIB
Kebun jagung. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SURABAYA - Produksi jagung di Jawa Timur pada tahun ini diprediksi mencapai 6,7 juta ton pipilan kering.

Perkiraan itu lebih banyak dibandingkan realisasi pada tahun lalu yang mencapai 6,54 juta ton.

BACA JUGA: Wagub Jatim Dorong Kades Alokasikan Dana Desa untuk Turunkan Angka Stunting

Proyeksi peningkatan itu tidak lepas dari lahan tanam musim ini yang jauh lebih luas ketimbang musim sebelumnya.

BACA JUGA: Kepercayaan Investor Pulih, Realisasi Investasi Tembus Rp 395 Triliun

BACA JUGA: Genjot Ekspor Dengan Desentralisasi Perizinan

Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Jatim Hadi Sulistyo menyebutkan, luasan tanaman jagung pada periode tanam Oktober 2018–Juli 2019 mencapai 1.076.164 hektare.

’’Dari hasil panen, yang diserap untuk industri pakan ternak selama setahun berkisar 2,4 juta ton pipilan kering atau sekitar 35,7 persen,’’ katanya, Selasa (30/7).

BACA JUGA: Jatim Sumbang 40 Persen Pendapatan PT PP Properti

Meski kekeringan melanda sejumlah wilayah, Hadi yakin target produksi akan tercapai.

Sampai Juli, menurut dia, kekeringan melanda 649 hektare lahan jagung. Lahan yang puso berkisar 99 hektare atau 0,01 persen dari total luas.

’’Yang terdampak kekeringan adalah lahan di Lamongan seluas 135 hektare, Magetan seluas 430 hektare, dan Pacitan seluas 84 hektare,’’ terangnya.

Hadi menjelaskan, kondisi itu tidak sampai berdampak serius pada produksi jagung.

Sebab, selain di tiga lokasi tersebut, sentra-sentra jagung Jatim tersebar di beberapa lokasi lain.

Misalnya, Tuban, Jember, Sumenep, Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Pasuruan.

Saat ini harga rata-rata jagung di tingkat petani berkisar Rp 3.874 per kilogram.

’’Harga relatif stabil, tapi masih di atas HPP Rp 3.150 per kg,’’ ungkap Hadi.

Karena itu, Dinas Pertanian Jatim membentuk posko mitigasi kekeringan hingga di tingkat kecamatan. Tujuannya untuk mencegah meluasnya dampak kekeringan.

’’Kami juga mengajukan bantuan benih melalui cadangan benih nasional, khususnya pada areal terdampak kekeringan di kategori puso,’’ jelas Hadi.

Pada daerah yang masih memiliki potensi tanam atau ketersediaan air cukup, dia mengupayakan percepatan tanam melalui pergiliran varietas atau jenis tanaman.

’’Pengamanan standing crop (tanaman tegakan) juga kami lakukan secara bersama-sama dengan aparat keamanan (TNI dan Polri), dinas pertanian, dinas pengairan, serta petani,’’ tandasnya. (res/c14/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Furnitur Domestik Masih Seksi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler