Produksi Naik, Laba Melesat

Keuntungan Adaro Energy Meningkat 103,8 Persen

Rabu, 17 Agustus 2011 – 08:48 WIB

JAKARTA – PT Adaro Engery Tbk (ADRO) membukukan laba bersih USD 268 juta atau meningkat 103,8 persen pada semester pertama 2011Tahun lalu, Adaro membukukan USD 132 juta.  Peningkatan laba tidak lepas dari kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata batubara

BACA JUGA: BPK Belum Audit 24 Persen Saham NNT

Pendapatan usaha bersih tercatat meningkat 35,8 persen menjadi USD 1,771 miliar dibanding periode sama tahun lalu, dikisaran USD 1,304 miliar


Sementara beban pendapatan juga meningkat menjadi USD 1,17 miliar, dari sebelumnya USD 875 juta

BACA JUGA: PLN Tangani Sendiri PLTP Sarulla

Meski beban meningkat, kinerja ADRO tetap apik dengan pencapaian laba kotor dan laba usaha masing-masing USD 595 juta dan USD 537 juta
Marjin laba kotor dan marjin laba usaha juga meningkat masing-masing 33,6 persen dan 30,3 persen.

Membaiknya kinerja perseroan itu klaim manajemen tidak lepas dari positifnya market

BACA JUGA: TPPI Seharusnya Milik Pertamina

Di mana harga batubara mempunyai prospek bagus ke depanLalu kondisi itu menunjang kinerja operasional yang posituf terutama pada kuartal kedua 2011”Kami pun berada pada jalur tepat untuk mencapai target produksi batubara 2011 sebesar 46-48 juta ton dan EBITDA sebesar USD 1,1-1,3 miliar," tutur Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro Energy, di Jakarta, Selasa (16/8).

Thohir mencatat hingga penghujung Juni 2011, total aset perusahaan batubara ini menyentuh angka USD 4,98 miliarKondisi itu mengalami lonjakan 14,9 persen dari periode sama tahun lalu di level USD 4,34 miliarSedangkan kewajiban pada semester pertama berada dikisaran USD 2,75 miliar, alias naik 15,2 persen dari periode sama 2010, di posisi USD 2,39 miliar.

Perseroan juga sukses merealisasikan produksi batubara menjadi 22,81 juta tonPosisi itu mengalami kenaikan 5,5 persen dibanding periode sama di level 21,62 juta tonKenaikan lebih besar terlihat pada penjualan batubaraDi mana ADRO berhasil meningkatkan volume penjualan 10,4 persen dari 21,75 juta ton menjadi 24,02 juta ton"Harga jual rata-rata naik sebesar 23 persen akibat menyusul meroketnya harga batubara thermal,” imbuhnya

Sementara itu, biaya kas (tidak termasuk royalti) meningkat 23 persen menjadi USD 40 per ton karena kenaikan pada nisbah kupas yang direncanakan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan kenaikan biaya bahan bakarNamun, EBITDA pun melonjak 37 persen hingga mencapai rekor tertinggi dikisaran USD 626 juta dan perseroan bisa mempertahankan marjin EBITDA sebesar 35 persen"Kami juga mendapat limpahan dari selisih kurs sebesar USD 13,2 juta,” tukasnya(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indosat Tekan Beban Usaha


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler