Program Pahe PLN Sorong Belum Efektif

Jumat, 16 Juli 2010 – 10:32 WIB

SORONG - Ada kabar gembira bagi para pelanggan PT PLN, khususnya yang menggunakan daya paket hemat (pahe) 450 VA PlusKeluhan pelanggan 450 Plus yang selama ini merasakan tingginya tagihan rekening listrik akhirnya direspon juga oleh pihak PT PLN

BACA JUGA: Batavia Nyaris Celaka, 186 Penumpang Histeris

Keluhan pelanggan ini terjawab dengan munculnya kebijakan dari PT PLN (Persero) Wilayah Papua Cabang Sorong yang mulai bulan Juli ini menghapus program paket hemat 450 VA Plus.  

Kabar gembira ini sebagaimana diungkapkan Asmen Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN Cabang Sorong, Suhartono kepada para undangan yang menghadiri sosialisasi TDL (tarif daya listrik) 2010  di Aula Lantai II PT PLN Cabang Sorong, Kamis (15/7).
 
Dengan penghapusan program Pahe tersebut, kata Suhartono, maka terhitung mulai awal bulan Juli 2010 semenjak kenaikan TDL hingga Oktober 2010 mendatang, pelanggan program 450 Plus bisa segera melakukan migrasi daya listriknya
“Jadi pelanggan program Pahe bisa datang ke Kantor PT PLN mulai saat ini hingga dua bulan kedepan untuk migrasi daya listriknya ke reguler,”ujar Suhartono.

Saat ditanya berapa besarnya daya migrasi ke daya reguler, Suhartono menjelaskan semuanya terserah dari pelanggan sendiri yang mengajukan ke daya regular 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 maupun 3.500 VA

BACA JUGA: Tenaga Honorer jadi Korban Pungli

“Kami mempersilahkan pelanggan menentukan migrasi besarnya daya reguler
Namun demikian, kami menghimbau agar migrasi daya regularnya disesuaikan dengan kebutuhan kedepan.
 
Misalnya, jika pelanggan punya AC maka dihimbau jangan memasang yang dayanya 900 VA karena pasti dayanya tidak akan kuat sehingga harus menggunakan daya minimal sebesar 1.300 VA,” jelasnya seraya menambahkan informasi bahwa PLN siap membantu pelanggan untuk migrasi daya Pahe ke daya regular dengan memberikan masukan kepada pelanggan tersebut

BACA JUGA: Tunjangan Tertunda, Karyawan Mogok Kerja

Sebelumnya, program 450 Plus ini memang dirasa sangat mencekik pelangganBetapa tidak, pelanggan merasa pemakaian listrik biasa-biasa tanpa AC ataupun barang lux lainnya menyebabkan tingginya tagihan rekening yang mencapai Rp 700.000 hingga Rp 1 juta lebih per bulan.

Bukan hanya 1 atau 2 orang pelanggan yang merasakan tingginya tagihan rekening listrik, tapi hampir semua pelanggan melalui program pahe dengan besaran 450 Plus mengeluhkan hal iniSebagai imbasnya, warga pun mengadukan hal ini tidak saja ke pihak PLN tapi juga ke DPRD Kota SorongSetelah menerima banyak pengaduan, awalnya PT PLN merespon dengan menghapus Blok IV pada program 450 Plus tersebut yang bisa membuat jor-jornya tagihan rekening listrik.
 Kebijakan PT PLN tidak berhenti sampai disitu, karena terbukti program Pahe 450 Plus akhirnya dihapuskan dan pelanggan diberikan kesempatan untuk beralih ke pemakaian reguler

Sementara itu terkait dengan daftar tunggu pelanggan PLN saat ini, Suhartono mengungkapkan, saat ini jumlahnya mencapai sekitar 2.500 pelanggan.  Namun demikian, PLN berusaha secara bertahap melayani daftar tunggu (calon pelanggan PLN yang belum terpasang) tersebut“Jadi masih banyaknya calon pelanggan PLN yang masuk daftar tunggu biasanya disebabkan oleh dua halKarena di daerah tersebut tidak ada jaringan listrik dan juga bisa karena di daerah tersebut memang sudah ada jaringan listrik namun travo-nya overloud sehingga belum bisa dilayani,”terang Suhartono yang cukup dekat dengan pers.

Sebagai solusi dalam mengatasi dua hal tersebut maka pihaknya kata Suhartono, tentunya berharap kedepan ada investasi pemasangan jaringan baru dan untuk travo yang overloud diharapkan segera bisa diganti atau disisipkan“Pertumbungan jumlah pelanggan PLN di Sorong cukup tinggiMisalkan di Pasar Remu saja
awalnya PLN memasang travo 100 KVA namun tiba-tiba dalam pemakaian setelah dicek oleh petugas sudah overloud yaitu mencapai 90% sehingga otomatis untuk mengatasinya bisa diganti dengan travo yang lebih besar lagi,”urainya.

Mengenai bagaimana dengan pendapatan PLN saat ini, Suhartono menyinggung hal ini secara blak-blakan menyampaikan bahwa PT PLN Cabang Sorong saat ini justru mengalami defisit atau kerugian yang besar karena hingga semester ini saja kerugian PLN mencapai Rp 129 MiliarHal ini terjadi karena selama ini untuk biaya 1 kWh yang dikeluarkan PLN besarnya sepertiga dari harga BBM solar industri Rp 6.000 sehingga untuk harga produksi per-kWh-nya mencapai Rp 2.000
Padahal harga jual per-kWh yang ditawarkan ke pelanggan PLN saat ini masih Rp 750 sehingga selisihnya sebesar Rp 1.250/kWh yang harus ditanggung PLN.(tan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Palu, Orang Asing Harus ada Gunanya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler