BACA JUGA: Penerimaan Cukai Bisa Turun 3 Persen
“Mesir telah mengenakan safeguard mulai 15 Januari ini
BACA JUGA: Sejuta Pekerja Terancam PHK
Dengan adanya kebijakan sepihak itu, diperkirakan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia ke Mesir anjlok sekitar 25 persen dibanding sebelumnya
Gusmardi menerangkan, Mesir menerapkan pengenaan temporary safeguard selama satu tahun dalam bentuk pungutan sebesar 25 persen dari nilai barang yang termasuk asuransi dan pengapalan
BACA JUGA: Tiga Sektor jadi Prioritas Investasi
Aturan itu diberlakuakn untuk barang yang harganya tidak kurang dari USD 0,5 dolar per kilogram“Jenisnya untuk impor cotton yarn dan cotton blend dengan nomor HS (Harmonized System) 5205; 5206 dan 5207,” ungkapnyaSelain itu, Mesir juga mengenakan temporary safeguard selama satu tahun dalam bentuk pungutan sebesar 25 persen dari nilai barang yang termasuk asuransi dan pengapalan(CIF/Cost Insurance and Freight)Aturan yang ini berlaku untuk barang yang harganya tidak kurang dari USD 1 dolar per kilogram“Spesifikasinya impor jenis Woven Fabrics of Cotton and blend untuk kode nomor HS 5208, 5209, 5210, 5211 dan 5212,” tambahnya
Menurut Gusmardi, pengenaan safeguard biasanya dilakukan oleh negara yang kondisi industrinya terancam ambruk sehingga memerlukan pembatasan imporMeski semua negara pengekspor delapan jenis produk itu dikenakan perlakuan sama, namun Indonesia tetap akan memberikan pembelaan agar dikecualikan dari kebijakan impor yang dikeluarkan Mesir“Nanti kita bisa ajukan pembelaan dengan melihat data-datanya dan sampaikan keberatan-keberatan kita,” ungkap dia
Berdasarkan aturan WTO, negara berkembang yang pangsa pasar ekspornya kurang dari tiga persen di negara tujuan bisa terbebas dari pengenaan safeguardBerdasarkan analisis Depdag, ekspor Indonesia ke Mesir sejak 2005 tidaklah mengalami peningkatan tapi justru penurunanTetapi di sisi lain, ekspor tekstil dan produk testil negara lain ke Mesir terus meningkat“Total ekspor dunia ke Mesir untuk jenis produk yang dikenakan safeguard itu melonjak sangat drastis,” tukasnya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor cotton yarn and blend Indonesia sejak 2005 mencapai 1.798,4 ton, naik menjadi 2.702,5 ton pada 2006 dan turun menjadi 2.073,8 ton pada 2007Sedangkan untuk wooven fabrics of cotton yarn and blend, pada 2005 ekspornya mencapai 1.683,6 ton dan turun menjadi 1.303,6 ton pada 2006Selama Januari-September 2007 ekspornya hanya mencapai 918 ton saja dan pada Januari-September 2008 ekspornya hanya 711,1 ton
Sementara itu, ekspor cotton yarn and blend dunia ke Mesir melonjak tinggi sejak 2005Pada tahun itu ekspornya mencapai 18.680,1 ton naik menjadi 25.713,8 ton selama 2006 menjadi 25.673,2 ton pada 2007Sedangkan untuk wooven fabrics of cotton yarn and blend pada 2005 ekspornya mencapai 236,2 ton dan naik menjadi 524,2 ton pada 2006 dan melonjak menjadi 1.322,6 ton pada 2007“Mungkin kondisi itu yang dijadikan alasan bagi Mesir untuk memberlakukan safeguard,” jelasnya(wir/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Dirut Pertamina Masuk Pekan Ini
Redaktur : Tim Redaksi