Protes SBY, Dosen Unpad Tolak Satya Lencana

Sabtu, 21 Agustus 2010 – 07:58 WIB

BANDUNG - Kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar menolak penghargaan Satya Lencana Karya Satya yang diberikan pemerintahPenolakan itu merupakan bentuk protes Yesmil atas sikap diam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi provokasi Malaysia

BACA JUGA: Aulia Pohan Bebas Bersyarat, Pemerintah Anggap Wajar



Dosen Fakultas Hukum Unpad tersebut merasa tidak pantas menerima penghargaan saat kedaulatan Indonesia diusik Malaysia lewat insiden penangkapan tiga pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau oleh Polis Marin atau Marine Police Malaysia (MPM) pada 13 Agustus lalu.

"Penolakan itu bisa dimaknai sebagai bentuk protes terhadap SBY yang diam
Tidak ada komentar sedikit pun atas tindakan Malaysia yang mengganggu kedaulatan Indonesia

BACA JUGA: Menteri ESDM Tepis Tuduhan Selingkuh

Seharusnya SBY tegas seperti Soekarno yang berani mengganyang Malaysia," kata Yesmil ketika dihubungi Radar Bandung (grup JPNN) kemarin (20/8).

Penghargaan Satya Lencana Karya Satya tersebut diberikan kepada pegawai negeri sipil (PNS) yang mengabdi selama 20 tahun hingga 30 tahun
Yesmil mengabdi di Unpad sebagai PNS selama 26 tahun

BACA JUGA: Eksekusi Dirut SRD Tertunda

Meraih gelar sarjana dari Fakultas Hukum Unpad, pria berkacamata dengan rambut agak gondrong itu menjalani pendidikan pascasarjana (S-2) di bidang ilmu hukum di universitas yang sama.

Yesmil menuturkan, 16 Agustus lalu, dirinya mendapat surat soal pemberian penghargaan Satya Lencana yang ditandatangani presidenRencananya, piagam penghargaan diberikan Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia dalam upacara perayaan HUT Ke-65 RI di Kampus Unpad, Bandung, Selasa lalu (17/8)"Dari situ, saya merenung dan merasa tergangguKetika terjadi pelecehan oleh Malaysia, presiden diam sajaSaya terus berpikir kenapa harus menerima penghargaan itu?" tuturnya.

Karena alasan itulah, Yesmil memutuskan untuk tidak datang saat upacara dan menerima penghargaan tersebut"Saya memilih untuk upacara bersama para seniman di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan," ujarnyaMenurut dia, pelecehan Malaysia terhadap kedaulatan Indonesia justru terjadi saat momen kemerdekaan RIItu seharusnya menjadi momentum kebangkitan nasionalisme bangsa"Masak kedaulatan dipecundangi kita diam sajaPada momen 17-an, kita justru kehilangan kedaulatan," cetusnya.

Apalagi, penangkapan staf DKP oleh Malaysia itu terjadi di perairan Indonesia dan diselesaikan dengan damaiIndonesia melepas tujuh nelayan Malaysia yang mencuri ikan di Perairan RiauMalaysia lantas membebaskan tiga staf DKP tersebut.

Yesmil mencontohkan, Australia menembaki setiap kapal asing yang memasuki wilayah perairan mereka"Seharusnya kita juga begituMestinya SBY tegas seperti (Presiden) Soekarno yang berani mengganyang MalaysiaDalam konteks sekarang, mengganyang Malaysia bisa macam-macamIntinya, bertindak tegas melindungi kedaulatan," paparnya.

Lewat penolakan penghargaan tersebut, dia berharap pemerintah lebih percaya diri atas kedaulatan negerinya"Saya hanya sebutir biji sawi atau seorang warga yang terganggu atas sikap pemerintah yang tak responsif pada kedaulatannya," terangnya.Yesmil mengaku siap menghadapi konsekuensi penolakannya tersebut"Penolakan itu bentuk protes dari perenungan saya pribadiIni tanggung jawab pribadi sayaJika ada yang mempermasalahkan, silakan," tegasnya.

Bagaimana sikap rektor Unpad atas penolakan itu? Belum diperoleh konfirmasi langsung dari Ganjar KurniaTapi, Yesmil menyatakan bahwa rektor Unpad merupakan sosok yang demokratisMenurut dia, rektor tampaknya memahami bahwa itu adalah sikap pribadi dirinya"Saya harap, mudah-mudahan sikap saya ini menular kepada mahasiswa bahwa nasionalisme itu pentingMenjaga kedaulatan itu juga penting dan mutlak," ungkapnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mempertanyakan alasan Yesmil menolak penghargaan Satya Lencana Karya dari presidenDia menilai tidak tepat jika alasan penolakan itu adalah ketidaktegasan pemerintah dalam menangani penangkapan tiga petugas DKP oleh Malaysia"Itu kan sudah ditangani Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Kelautan dan Perikanan," katanya.

Selanjutnya, dia menyerahkan tanggapan atas penolakan kepada pihak Unpad secara internal"Jadi, tidak ada tanggapan dari pihak kami (istana)," ujarnya(sof/men/jpnn/c5/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Setuju Larangan Salatkan Jenazah Koruptor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler