Provokasi Rush Money Ternyata tak Terbukti

Minggu, 27 November 2016 – 01:04 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA-Gerakan penarikan uang serentak secara besar-besaran (rush money) terbukti hanya isapan jempol.

Ajakan rush money melalui media sosial tersebut tidak mendapat sambutan alias bertepuk sebelah tangan.

BACA JUGA: Tips Branding Wisata ala Menteri Arief

Alhasil, pelayanan pada sejumlah bank berjalan normal.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut, aktivitas bank berlangsung seperti biasa.

BACA JUGA: Menolak Network Sharing Merugikan Masyarakat

Terpantau tidak ada penarikan seperti diberitakan.

 Kabar hoax itu hanya diamini segelintir pihak-pihak tidak bertanggungjawab. ”Pelayanan kami berjalan tanpa hambatan. Tidak ada transaksi mencurigakan terkait ajakan rush money,” tutur Rohan Hafas di Jakarta, Jumat (26/11).

BACA JUGA: Negara Ini adalah Investor Terbesar Sejak 1971 di Batam

Rush money merupakan sebentuk aksi dan tindakan bisa mengancam perekenomian.

Itu dengan catatan rush money benar-benar terjadi.

Hal itu bisa melahirkan efek berantai dan menimbulkan banyak masalah secara berkelanjutan.

”Jadi, kalau layanan perbankan akan merembet pada laju perekonomian. Bukan sekadar mengganggu segelintir orang, tetapi merembet kasta kaum terendah. Artinya, kalau  rush money terjadi dampaknya tidak sedarhana,” tukasnya.

Rohan melanjutkan, saat ini kondisi perbankan sudah kuat.

Kala bank diterpa krisis episode 1998, industri perbankan tidak mengalami gangguan signifikan.

Karena itu, struktur keuangan bank tengah berada dalam fase positif.

Bank Mandiri mentabulasi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di kisaran 22 persen.

Jauh di bawah ketentuan minimal sepuluh persen. ”Jadi, rasio kecukupan modal kami sangat kuat,” ucapnya. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Lakukan Transformasi Pelayanan Lewat,,,


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler