JAKARTA - Pemerintah dinilai tidak punya inovasi yang realistis dalam menjawab tantangan agar bisa memunculkan pusat pertumbuhan baru di desa-desa, sebagai upaya mencegah urbanisasi ke kotaPembangunan hanya berorientasi pada proyek dan sekadar rutininitas menghabiskan anggaran
BACA JUGA: Atasi Urbanisasi, Pedesaan Harus Dijadikan Sentra Produksi
Kritikan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida pada diskusi membahas urbanisasi yang digelar di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (10/9)
"Upaya yang dilakukan hanya rutinitas biaya untuk menghabiskan anggaran yang berorientasi proyek
BACA JUGA: PPATK Temukan Empat Transaksi Mencurigakan
Pemerintah tidak punya daya inovasi yang realistik," katanyaLa Ode mengatakan, sekarang ini pemimpin hanya berpikir bagaimana untuk mengembalikan apa yang telah mereka keluarkan untuk menjadi seorang pemimpin
BACA JUGA: 2.582 Calon Jamaah Haji Tak Lunasi BPIH
Makanya, dalam waktu lima tahun menjabat, hanya berpikir untuk mengembalikan apa yang dikeluarkan tanpa memikirkan pembangunan desa"Justru kadang gagal panen di desa, adalah surganya bagi pengambil kebijakanKenapa, karena kalau gagal panen, bisa imporDari impor bisa mendapat fee, dan keuntungan bagi pengambil kebijakanKetimbang memberikan izin, bantuan kepada masyarakat desa, dan larinya ke petani dan tidak menguntungkan mereka (pengambil kebijakan)," katanya lagi.
Pengambil kebijakan, tegas La Ode, hanya berpikir instan sajaMakanya, kata La Ode, hanya bermimpi saja sekarang dapat membangun pusat pertumbuhan baru di tengah sistem politik dan kebijakan pemerintah sekarang ini.
Pakar Demografi Universitas Indonesia, Sonny Harry, mengatakan, bahwa masih banyak pemikiran yang salah mengenai pembangunan desaMenurut dia, kadang diartikan membangun desa sama saja dengan merubah desa jadi kota"Padahal itu salah," katanya di kesempatan sama.
Yang benar, kata dia, membangun desa adalah menyediakan infrastruktur bagi desa, bukan mengubahnya menjadi kotaDia menjelaskan, desa sudah tentu berbeda dengan kotaDesa, kata dia mayoritas sektor produksi pertanianHarusnya infrastruktur yang ditambah supaya masyarakat desa memeroleh kualitas hidup sama dengan ketika mereka tinggal di kotaMisalnya, kata dia mencontohkan, ketika sakit, ada rumah sakitnyaKetika ingin sekolah, ada sekolahnya
"Itu baru namanya membangun desaMembangun desa yang serupa dengan kota adalah menambah infrastruktur serupa kota tanpa mengubah fungsi desa," katanya lagi(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalah Gugatan Century, RI Harus Bayar Rp 4 T
Redaktur : Tim Redaksi