PSK Tetap Puasa, jika Ada Pelanggan Minta Siang, ya... gitu Deh

Rabu, 22 Juni 2016 – 05:39 WIB
PSK. Ilustrasi dok.JPNN.com

jpnn.com - PARA Pekerja Seks Komersial (PSK) menerapkan kiat-kita tertentu dalam mencari pelanggan di bulan Ramadan. 

Mereka bahkan menerapkan tarif khusus Ramadan dengan harga yang lebih murah ketimbang bulan-bulan lainnya. Meski dilarang, para PSK di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tetap beroperasi selama bulan puasa.

BACA JUGA: Mengintip Isi Gedung Rupbasan di Sebelah Kuburan Tionghoa

Uniknya, mereka tetap puasa di siang hari, tapi malamnya mereka mencari pria "hidung belang".

Selama Ramadan, pemerintah melarang Tempat Hiburan Malam (THM) beroperasi. Namun, ada saja cara yang dilakukan para pebisnis "lendir" ini mendapatkan duit. 

BACA JUGA: Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah

Ada yang transaksi via telepon selular, ada yang "dijual" lewat mucikari, ada yang standby di Kendari Beach, Taman Kota, dan berbagai tempat strategis lainnya. Bahkan, sebagian PSK berani beroperasi di siang hari seperti di Jalan Mekar Indah, samping Kantor P2ID (Pusat Promosi dan Informasi Daerah)..

Angel (samaran), salah seorang PSK yang bekerja di THM harus mendapatkan pelanggan lewat jasa muncikari. 

BACA JUGA: Brigadir Wahyu Pengin Peluk Mama Terus, Inikah Firasat Itu?

Janda berusia 29 tahun itu mengaku bahwa di bulan Ramadhan ini banyak lelaki yang tidak mau menggunakan jasanya dengan alasan sedang berpuasa. 

"Tinggal tunggu panggilan saja. Kalau ada yang menelpon, baru saya merapat. Kadang juga saya dijemput. Saya kadang langsung ke hotel ditemani muncikari saya. Sewa taksinya ya dibayar sama pelanggan," ungkap Angel.

Angel mengaku tetap menjalankan ibadah puasa. Ia menghitung-hitung, baru tujuh hari puasanya. 

Beberapa hari Angel harus membatalkan puasanya karena terpaksa melayani pelanggannya di siang hari. 

"Saya puasa juga. Tapi kadang saya berbuka lebih awal kalau sudah loyo karena begadang malam. Saya tidak mau tanya itu laki-laki, dia puasa atau tidak. Terserahnya dia, yang penting dia bayar saya, saya layani dia," akunya.

Senada HN (19) salah satu siswi sekolah swasta di Kota Kendari. Panggilan laki-laki yang ingin berkencan dengannya di bulan puasa selalu ada, meskipun tak setiap hari. 

HN yang biasanya mencari pelanggan di THM, harus menggunakan jasa teman perempuannya JZ yang juga pelajar, untuk mencari pelanggan di bulan puasa. 

"Kalau saya memang terima panggilan, tapi kalau siang saya tidak terima karena saya sekolah. Untuk mencari pelanggan temanku yang carikan saya. Eks pelanggan kadang menelepon sendiri kalau butuh," tuturnya.

HN bercerita, puasa yang telah berlangsung setengah bulan ini, dirinya telah melayani lima pelanggan. Ada yang berstatus PNS. "Biasanya kami ngobrol dulu tapi saya tidak tahu ceritanya betul atau main-main saja. Eksekusinya di hotel," ujar HN. 

Wanita ini memasang tarif  Rp 1 juta sekali pelayanan. Ia pun memberi komisi pada muncikarinya Rp 200 ribu setiap pelanggan.

Salah seorang muncikari berinisial BK mengatakan masih banyak pria hidung belang mencari jajanan seks di bulan Ramadan. 

"THM memang tutup tapi PSK-nya tidak tutup. Tidak semua orang puasa jadi masih ada yang pesan perempuan sama saya. Sistemnya, booking dulu hotelnya, nanti saya menyusul ke hotel bersama ceweknya. Kami tetap hati-hati, soalnya banyak razia di bulan puasa," katanya. 

Tarif penjaja seks yang "dijual" BK mulai Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Komisi buat BK sebanyak 30 persen. (p5/p2/b/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihajar Suami Hingga Kaki Patah, Meraung di Kantor Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler