PSK Tua Tetap Mangkal Selama Ramadan, Diantar Suami, Tarif?

Rabu, 22 Juni 2016 – 05:57 WIB
PSK. Ilustrasi Foto: Radar Surabaya/dok.JPNN.com

jpnn.com - MESKI bulan Ramadan, sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) tetap mangkal di Jalan Mekar Indah, samping Kantor P2ID (Pusat Promosi dan Informasi Daerah) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Meskipun pelanggan menurun drastis selama Ramadan, mereka tetap membuka layanan di siang hari. 

BACA JUGA: PSK Tetap Puasa, jika Ada Pelanggan Minta Siang, ya... gitu Deh

Dari 15 PSK yang beroperasi di lokasi itu, hanya 5 orang yang eksis menerima pelanggan. Mereka pun menggunakan tarif khusus Ramadan untuk menarik minat pelanggannya.

Sebagian dari mereka sudah usur, berumur antara 35 tahun hingga 61 tahun. Ada diantara mereka bahkan diantar oleh suaminya sendiri. Usai "menjual diri", suaminya pun datang menjemput. 

BACA JUGA: Mengintip Isi Gedung Rupbasan di Sebelah Kuburan Tionghoa

PSK yang sedang aktif beroperasi masing-masing berinisial NA (45), IM (48), AS (61), LM (43), dan GR (51).

Pemilik gubuk berinisial SR (78) mengatakan tempatnya tetap terbuka. Lelaki lansia ini menuturkan para PSK hanya menggunakan jasa kamarnya sebagai tempat eksekusi. 

BACA JUGA: Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah

"Sekali transaksi, mereka bayar ke saya Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu," ungkap SR.

Selama Ramadan, pelanggan yang datang sangat berkurang. Hanya satu dua orang saja. Jika tak ada pelanggan, sejumlah PSK hanya nongkrong lalu pulang. 

Memang pada bulan suci Ramadan ini, para pelanggan terlihat sepi. Para PSK yang sering mangkal di tempat SR berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Jawa dan adapula yang berasal dari Makassar.

Salah seorang PSK di sekitar P2ID berinisial AS (61), warga Kecamatan Puwatu. Wanita yang berasal dari Cilacap Jawa tengah (Jateng) ini sudah hampir setahun melakoni profesi esek-esek itu di Kendari. 

Katanya jika bulan Ramadan seperti ini, dia jarang mendapat pelanggan. "Sedikit yang datang jadi dikasih diskon juga," ujarnya.

Maraknya bisnis "lendir" di Kota Kendari dibenarkan oleh Kordinator Lembaga Advokasi HIV AIDS (Laha) Sultra Aldo Feronika. 

Saat melakukan konseling beberapa waktu yang lalu, ia menemukan masih banyak PSK yang beroperasi di Taman Kota, dan Kendari Beach (KB). 

Aldo mengatakan, hasil konseling yang dilakukan oleh Laha, ditemukan adanya tambahan PSK penderita HIV/AIDS. 

"Konselingnya dilaksanakan bulan Mei-Juni. Ada 5 orang yang kami temukan positif HIV/AIDS," ujarnya. (p5/p2/b/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Brigadir Wahyu Pengin Peluk Mama Terus, Inikah Firasat Itu?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler