jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 19-27 Desember 2013 menunjukkan, 80 persen masyarakat menyatakan setuju bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan terbaik dan harus terus diterapkan di Indonesia.
Hasil survei juga menyebutkan, sebanyak 73,0 persen responden mengatakan kecocokan demokrasi untuk Indonesia, 15,0 persen menyatakan tidak cocok, dan 12,0 persen tidak mengetahui.
BACA JUGA: Bersedia Bayar Denda, Asian Agri Tetap Lawan Putusan MA
"Menjawab pertanyaan sampai sejauh mana bapak atau ibu menginginkan Indonesia menjadi demokrasi atau diktator? Sebanyak 69,8 persen menginginkan demokrasi, 17,1 persen tidak tahu, dan 13.0 persen diktator," kata Saiful Mujani saat menyampaikan hasil survai dalam diskusi "Tumbuhnya Kaum Demokrat Kritis, Refleksi Publik 15 Tahun Demokrasi Indonesia" di Jakarta, Kamis (9/1).
Lebih jauh ia mengatakan, saat masyarakat ditanyakan seberapa penting kebebasan berbicara, sebanyak 49,0 persen menyatakan sangat penting, 46,1 persen menyatakan cukup penting, 0,3 persen tidak penting sama sekali, dan 0,4 tidak tahu.
BACA JUGA: Prabowo di Bawah Jokowi, Metodologi Survei Disalahkan
Ditanya soal kebebasan pers, 41,6 menyatakan sangat penting, 52,3 cukup penting, 4,0 kurang penting, dan 1,2 tidak tahu. "Hal ini menunjukan hampir semua rakyat menilai bahwa kebebasan berbicara dan kebebasan pers, serta kebebasan persaingan antara politisi dan partai sangat penting," ucap Mujani.
Berbicara mengenai kinerja demokrasi, ungkap Saiful, 49 persen masyarakat puas, 38,8 persen kurang puas. Ditanya mengenai masa pemerintahan Soeharto, 53,7 persen menyatakan diktator, 18,3 persen tidak mengerti, dan 28,0 persen demokrasi.
BACA JUGA: Tersangka Pemerkosaan Buronan Interpol Ajukan Uji Materi ke MK
"Yang menarik saat ditanyakan dimana ibu atau bapak meletakan Indonesia selama masa pemerintahan SBY sekarang, sebanyak 67,6 persen demokrasi, 16,1 persen tidak tahu, dan 16,4 persen diktator," ucapnya.
Saiful menuturkan, dari hasil survei terlihat mayoritas rakyat Indonesia menginginkan demokrasi, menilai demokrasi cocok, dan menilai positif kebebasan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Priyo Budisantoso menegaskan bahwa demokrasi pilihan terbaik. Bahkan, Indonesia menjalankan konsep demokrasi persis dengan demokrasi Yunani kuno. "Kita perlu menepuk dada akan hal ini," ujarnya.
Pemilik Bisnis Gemala Group, Sofjan Wanandi menegaskan, bangsa ini tidak boleh mundur dari demokrasi.
"Tidak ada yang salah dalam sistem demokrasi, tapi yang salah adalah pelaksanaan demokrasi itu sendiri. Dimana kita dibiarkan selama 15 tahun tanpa kepastian hukum," kata dia.
Di tempat sama, pengamat Militer Prof Salim Said mengatakan, masyarakat jangan alergi terhadap demokrasi. Memang dalam teori demokrasi seperti yang dikatakan filusuf Aristoteles bahwa bangsa yang jumlah orang miskinnya lebih banyak ketimbang orang kaya maka demokrasi tidak akan berjalan.
"Tapi demokrasi merupakan ekpresi politik dari peradaban tinggi," ujarnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Puas dengan Kinerja SBY Hanya 48,6 Persen
Redaktur : Tim Redaksi