jpnn.com, WELLINGTON - Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya memuji empati yang ditunjukkan pemerintah dan warga di negeri tempatnya bertugas terhadap umat Islam pasca-insiden penyerangan brutal atas dua masjid di Christchurch. Menurut Tantowi, warga dan pemerintah Selandia Baru berupaya menguatkan perdamaian dan persaudaraan pasca-teror terburuk dalam sejarah Negeri Kiwi tersebut.
Tantowi mengatakan, penembakan di Christchurch pada Jumat lalu (15/3) masih menimbulkan kesedihan mendalam dan kemarahan di benak seluruh warga Selandia Baru. Namun, warga Selandia Baru tidak menumpahkan perasaan mereka dalam bentuk ujaran kebencian.
BACA JUGA: Pelaku Penembakan di Utrecht Pemerkosa dan Jarang ke Masjid
“Mereka menumpahkan perasaan melalui seruan untuk saling menyayangi. Hari Minggu lalu (17/3) hampir 12.000 warga Wellington dari berbagai agama dan ras memenuhi sebuah lapangan untuk bersama-sama berdoa bagi kedamaian mereka yang telah menjadi korban dan ketabahan mereka yang ditinggalkan,” ujar Tantowi melalui siaran pers ke JPNN, Rabu (20/3).
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dan istrinya, Dewi Handayanyi berpose bersama Perdana Menteri Jacinda Ardern. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN
BACA JUGA: PM Belanda: Ini Serangan terhadap Masyarakat Toleran
Mantan pimpinan Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR RI itu menambahkan, pada Jumat besok (22/3) warga Wellington berencana berkumpul lagi untuk memperingati seminggu aksi teror atas dua mesjid yang mengakibatkan 50 korban jiwa itu. Bahkan, aksi itu sebagai penghormatan bagi umat Islam.
“Yang perempuan diharapkan untuk mengenakan tutup kepala seperti hijab sebagai bentuk penghormatan kepada umat Islam,” tuturnya.
BACA JUGA: Kisah Heroik Abdul Aziz Nekat Melawan Peneror Masjid Selandia Baru
Baca juga:
PM Selandia Baru: Kami Mengutuk dan Menolak Kalian!
Kisah Heroik Abdul Aziz Nekat Melawan Peneror Masjid Selandia Baru
Lebih lanjut Tantowi memuji empati yang ditunjukkan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern. Menurutnya, pemimpin perempuan termuda di dunia yang sempat dianggap tidak berpengalaman itu justru menunjukkan kelasnya sebagai figur yang berani dan berempati.
“Dalam waktu yang cepat ia mengumumkan ke dunia penembakan brutal di Christchurch itu sebagai aksi terorisme. Hal itu tidak dilakukan oleh pemimpin dunia mana pun ketika di negerinya terjadi aksi brutal yang memakan korban umat Islam,” tutur Tantowi.
Bahkan, selang sehari setelah teror atau pada Sabtu lalu (16/3) Jacinda langsung terbang ke Christchurch guna menemui para korban dan keluarganya. Jacinda, kata Tantowi, sebagai kepala pemerintahan menunjukkan simpati dan perhatiannya kepada para korban dan keluarga mereka.
“Dia peluk keluarga korban dan membisikkan agar tenang dan tabah. Pemerintahnya akan bergerak cepat untuk memastikan semuanya kembali normal. Dia juga memberikan jaminan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujar Tantowi.
Selain itu, Jacinda saat dihubungi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga langsung menyampaikan sebuah permintaan tegas. Jacinda meminta Presiden ke-45 AS itu bersikap ramah kepada umat Islam.
”Ramahlah kepada umat Islam. Tak berapa lama Trump bikin Tweet ‘I love New Zealand’,” kata Tantowi.
Ambasador berlatar belakang entertainer itu juga menceritakan kondisi Selandia Baru yang berangsur normal. Yang lebih istimewa, di Selandia Baru tidak ada hoaks yang berseliweran ataupun politikus yang memanfaatkan isu itu untuk kepentingan tertentu.
“Tidak ada pula yang maki-maki dan demo untuk melampiaskan kemarahan. Semuanya mendengarkan dan turut ke pemerintah karena akan ada perhitungan ke teroris dengan caranya sendiri,” pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyebar Video Penembakan di Selandia Baru Terancam 14 Tahun Penjara
Redaktur & Reporter : Antoni