"Kami belum mengetahui pasti, berapa jumlah bahasa daerah yang hampir punah tersebutMungkin sekitar puluhan
BACA JUGA: Jadi Mendagri, Gamawan Hanya Bisa Berwacana
Namun dari hasil penelitian yang kami lakukan, sebagian besar bahasa daerah yang hampir punah tersebut terdapat di Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat dan Papua," terang Koordinator Intern Pusat Bahasa, Yenny Maryani, ketika ditemui di Gedung Pusat Bahasa Kemdiknas, Rawamangun, Jakarta, Rabu (20/10).Yenny sempat menyebutkan, hingga saat ini baru ada 442 bahasa daerah yang sudah terpetakan atau teridentifikasi oleh Pusat Bahasa
BACA JUGA: Terbatas, Peluang Lulusan SMA jadi PNS
"Jumlahnya sekitar 700 bahasa daerahSelain itu, kata Yenny pula, kepunahan bahasa daerah itu juga bisa disebabkan karena masyarakat zaman sekarang sebagian besar tidak bisa menggunakan bahasa asli daerahnya
BACA JUGA: MA Tolak Permohonan PK Mantan Bupati Natuna
Sehingga, jika para penutur tertuanya meninggal, maka bahasa tersebut tidak dapat diwariskan kepada turunannya."Contohnya, banyak oarang yang mengaku berasal dari Jawa, tetapi tidak bisa bahasa JawaMereka lebih tertarik untuk menggunakan Bahasa Indonesia ataupun bahasa asingNah, inilah yang menyebabkan kepunahan bahasa daerah," imbuhnya.
Dengan kondisi demikian, Yenny menjelaskan bahwa Pusat Bahasa bekerjasama dengan pemerintah provinsi, bertekad untuk melakukan pembinaan dan perlindungan bahasa daerahSalah satunya adalah dengan menghidupkan kembali tradisi bahasa lisan, seperti yang ada di Kalimantan Selatan yang disebut dengan Madihin, atau Macopat di Jawa(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Misbakhun Dinilai sebagai Nasabah Kooperatif
Redaktur : Tim Redaksi